Jenis-Jenis Rajah Pengasihan

Rajah Pengasihan – Berbicara tentang sebuah pegangan atau yang sering kita kenal dengan Jimat, tentu ada banyak kalangan yang belum tau tentang apa isinya jimat tersebut?. Kebanyakan sebuah jimat yang berbentuk gulungan, lipatan kulit, kertas, atau kain pasti berisi kumpulan rajah yang disatukan.

Nah, Apa Itu Rajah?

Rajah adalah kumpulan tulisan huruf, angka, simbol dan gambar tertentu. Serta pastinya hanya dimengerti oleh ahli hikmah dan perancangnya. Tulisan Rajah memiliki berbagai macam jenis, sesuai dengan fungsi atau kegunaan.

jimat

Azimat / Rajah bukan merupakan sebuah rangkain huruf atau tulisan yang ditulis di atas selembar kertas atau kain atau media lainnya. Akan tetapi rajah merupakan sebuah tulisan yang memiliki makna khusus yang mendalam . Setiap garis coretan, simbol, sandi sandi, gambar, huruf dan angka yang di dalamnya memiliki makna tertentu yang umumnya hanya dipahami oleh orang-orang yang mempelajari ilmu hikmah dan Guru Ilmu Hikmah.

Rajah sendiri mempunyai berbagai macam jenis bentuk dan manfaat. Salah satu rajah yang paling dicari adalah rajah pengasihan yang mempunyai banyak manfaat seperti untuk asmara dan kerezekian.

Lantas Apa Itu Rajah Pengasihan ?

Rajah Pengasihan merupakan jenis rajah yang memiliki manfaat khusus sebagai pengasihan. Rajah inilah yang paling banyak di cari orang untuk membantu memperlancarkan hajat mereka.

Berikut ini manfaat rajah pengasihan yang patut Anda ketahui;

  1. Meningkatkan pancaran kewibawaan pemakainya, sehingga akan lebih dihormati oleh banyak orang.
  2. Membantu Menundukkan hati wanita / pria yang dicintai dengan usaha Anda sendiri.
  3. Energi Rajah ini membantu Anda meningkatkan keberanian Anda untuk Menaklukkan hati pasangan yang kurang peka terhadap Anda
  4. Mengembalikan perasaan seseorang yang pernah mencintai
  5. Ketika Anda sudah menggunakan rajah pengasihan ini, setiap kepergian Anda selalu dirindukan dan kedatangan Anda di nantikan.
  6. Mengubah perasaan benci lawan jenis Anda menjadi cinta

Dan masih banyak manfaat serta khasiat rajah pengasihan yang bisa Anda rasakan. Namun, tidak menutup kemungkinan manfaat lain bisa Anda rasakan.

Jenis – Jenis Rajah Pengasihan

Berikut ini beberapa jenis rajah pengasihan yang dibedakan berdasarkan manfaat-manfaatnya.

1. Rajah Pengasihan Untuk Memikat Hati Lawan Jenis

Rajah ini mempunyai manfaat khusus sebagai sarana untuk memikat hati lawan jenis. Karena dalam perancangannya, sudah di tulis berbagai macam doa, simbol dan angka yang mempunyai daya pengasihan khusus untuk mengubah hati seseorang yang benci menjadi cinta kepada Anda.

2. Rajah Pengasihan Untuk Keharmonisan Rumah Tangga

Kemudian, rajah satu ini biasanya diletakan pada tembok kamar atau ruang tamu. Rajah ini mempunyai energi untuk meredam emosi yang timbul dalam rumah tangga seseorang. Pemakai sarana ini kebanyakan adalah para pasangan yang ingin mempunyai rumah tangga yang harmonis bebas dari pertengkaran.

3. Rajah Pengasihan Untuk Meningkatkan Kewibawaan

Nah, pada rajah ini. Motif tulisan rajah mengandung energi yang bisa membuat pemakainya mempunyai pancaran kewibawaan yang tinggi. Sarana ini biasanya digunakan oleh para pejabat, pemimpin dan orang yang ingin cepat naik jabatan.

4. Rajah Pengasihan Untuk Pelaris dagangan

Kemudian pada rajah selanjutnya adalah untuk pelaris dagangan. Rajah ini banyak dicari orang yang ingin usahanya ramai dan berkembang. Hal ini dikarenakan energi dari rajah ini mempunyai kemampuan untuk menarik pelanggan datang pada usaha Anda.

Itulah beberapa jenis rajah pengasihan yang ada di masyarakat. Semoga penjelasan diatas bisa membantu Anda dalam menentukan rajah mana yang cocok digunakan.

Sebenarnya, masih ada jenis rajah yang wajib anda ketahui. Jenis kali ini dibedakan berdasarkan materi dan motif yang terdapat pada rajah tersebut.

Rajah Pengasihan Berdasarkan Bentuk

Jenis rajah sendiri bisa dibedakan dari banyak aspek, mulai dari jenis bahan rajah, dan jenis motifnya.

Jenis Bahan

1. Media Kain suci

Penggunaan media ini banyak digunakan seseorang yang ingin merasakan manfaatnya dengan cepat. Untuk penerapanya, biasanya ditulis di baju, kain putih dan sebagainya.

2. Media Kulit Hewan

Untuk rajah pengasihan yang di tulis pada kulit hewan merupakan rajah yang paling kuat energinya. Kenapa? karena kulit hewan sendiri sudah memiliki daya magis luar biasa. Apalagi jika dikombinasikan dengan rangkaian rajah pengasihan. Contoh kulit yang paling dicari adalah dari kulit kijang, harimau dan kerbau landoh.

3. Media Benda Bertuah

Nah, untuk media satu ini penulisannya sedikit lebih susah. Karena media yang digunakan adalah benda bertuah, contohnya paku, patung, tasbih, cincin, gelang dan masih banyak lainnya. Untuk manfaatnya juga sangat besar, namun untuk mencari media ini yang sedikit susah.

4. Media Kertas

Kemudian, untuk media rajah yang satu ini sangat mudah di dapat dan cukup praktis. Rajah ini biasanya diberikan oleh guru hikmah kepada murid-muridnya yang mencapai ratusan. Kemudian, rajah dengan media kertas juga bisa dibuat oleh orang biasa, namun untuk segi energinya dan manfaat belum bisa dipastikan. Bisa jadi hanya berupa kertas bertulis rajah biasa tanpa manfaat.

Rajah Pengasihan

Jenis Motif

Didalam jenis rajah pengasihan, ada beberapa perbedaan motif atau rangkaian tulisan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh keahlian perancangnya, karena setiap guru hikmah pasti mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Contohnya ahli ilmu kebatinan dan ahli wirid.

1. Motif Kebatinan

Didalam motif ini perancangan rajah ditujukan agar pemakainya memiliki kemampuan kebatinan yang berhubungan dengan pengasihan. Biasanya rajah yang demikian akan menghasilkan hawa panas di sekitar tubuh.

2. Motif Wirid

Untuk motif rajah ini, ahli hikmah merancang rajah agar pemakainya memperoleh berkah layaknya orang yang sudah melakukan wirid panjang.

3. Motif Campuran

Nah, dalam motif yang satu ini merupakan gabungan antara banyak motif dalam satu tulisan rajah. Dipercaya banyak kalangan mampu menyimpan tuah yang lebih kuat daripada motif lainnya.

Itulah beberapa Jenis Rajah pengasihan yang perlu Anda ketahui. Dengan begitu, ketika Anda ingin mecari sebuah sarana rajah atau jimat pengasihan. Anda lebih mudah memilih sarana yang cocok bagi Anda.

Hukum Menggunakan Rajah

Mengenai hukum menggunakan rajah sebenarnya masih menjadi perbincangan banyak orang. Apalagi bagi orang awam yang fanatik tentu akan melarang penggunaan rajah pengasihan.

Padahal jika diteliti lebih jauh, penggunaan rajah ini diperbolehkan. Alasanya adalah isi dari rajah adalah rangkaian tulisan ayat-ayat ALLAH dan isinya pun doa-doa mahabbah.

NAMUN, Anda harus ingat bahwa menggunakan rajah bisa menjadi dilarang alias Haram, hal ini bisa terjadi jika Anda mempercayai bahwa semua manfaat berasal dari kekuatan selain Allah SWT.

Saran saya, silahkan niatkan dengan benar, gunakan juga dengan benar dan jangan takabur. Tetaplah meminta dan memohon kepada Tuhan agar semua masalah Anda cepat selesai.

Cara Mendapatkan Rajah Pengasihan

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang rajah pengasihan bisa Anda baca pada halaman Jimat & Rajah.

Atau jika Anda masih bingung silahkan konsultasikan masalah Anda pada Mbk Devi pada nomor +62816577880. InsyaAllah mbk devi bisa memberikan saran pada Anda untuk mencari seorang guru yang cocok.

Demikian penjelasan saya tentang jenis-jenis rajah pengasihan yang ada di Indonesia. Semoga dengan penjelasan ini bisa menjadi ilmu bermanfaat bagi kita semua. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pusat Jimat

Kajiman – Buah Pikir Masyarakat Jawa

Dengan adanya berbagai lapisan masyarakat Jawa, maka timbul hasil pikiran yang banyak. Namun hari beberapa hasil pikiran yang ada, semuanya dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kajiman, kanoman, dan kasepuhan.

Yang disebut sebagai kelompok adalah jalan pikiran yang ada di masyarakat Jawa. Dan ketiga aliran kepercayaan ini memang ciri khas dan perbedaannya sedikit saja, tetapi perbedaan-perbedaan itu jelas sekaIi nampak.

Aliran Ilmu Kejawen

Dari ajaran-ajaran dan pemahaman yang berlaku dalam masyarakat Jawa, maka dari sekian banyak aliran kepercayaan dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:

Kajiman

ilmu yang mempelajari keberadaan jin dan makhluk halus sebagai patrner (teman) kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu berbagai bentuk keperluan manusia. Manusia bisa dikatakan memperbudak makhluk halus bangsa jin dan setan.

Kanoman

ilrnu atau pemahaman yang mempelajari keberadaan makhluk halus bangsa jin yang bisa dimanfaatkan, kekuatan alam dari suatu benda, segala kekuatan yang memiliki sifat gaib.

Kasepuhan

ilmu atau pemahaman tentang keberadaan manusia secara utuh dan sempurna. Dalam pemahaman ini maka pelaku ditujukan untuk memiliki hidup yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan kehidupan sebelumnya.

Dalam pemahaman ilmu kasepuhan, maka pelaku dituntut untuk lebih sumeleh (pasrah) kepada Maha Pencipta.

Lantas, Kajiman Sesungguhnya Itu Apa?

Kajirnan adalah berasal dari kata ka-jim-an. Dalam tata bahasa Jawa, maka ·ka-(kata bend a)-an berarti sebuah kata sifat yang menunjukkan hubungan erat atara dua belah pihak. Kajiman sendiri merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari keberadaan makhluk halus bangsa jin sebagai mitra kerja manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.

Penerapan ilmu kajiman dalam masyarakat Jawa memang tak lepas dari keberadaan makhluk halus sebagai media dalam segala hal. Selain memahami keberadaan makhluk halus sebagai media dalam segala hal yang bersifat gaib, kepercayaan ini juga memahami keberadaan benda bertuah.

Posisi benda bertuah dalam aliran kepercayaan kajiman menjadi sebuah benda yang memang dianggap memiliki manfaat, tuah, makna, dan peranan penting.

Kajiman

lmu kajiman oleh sebagian besar penganut aliran kasepuhan dianggap sebagai ilmu “kanibal”, karena mempelajari dan memanfaatkan bangsa jin, tenaga dalam, benda bertuah, dan masih mempercayai adanya Tuhan.

Banyak masyarakat Jawa yang menggunakan makhluk halus sebagai media dan mempercayakan keberadaan manfaat benda-benda bertuah, tetapi tidak mengakui bahwa mereka berada dalam kepercayaan kajiman.

Baca Juga: Batu Bertuah Sebagai Sarana Keberhasilan Hajat

Hubungan Antara Manusia Dengan Mahluk Lainnya

Kajiman tidak bisa lepas dari hubungannya dengan makhluk halus. Bentuk dari makhluk halus  yang dimaksud adalah berbagai jenis, termasuk jin dan setan atau iblis.Bentuk dari hubungan yang dijalin oleh manusia dengan makhluk halus ini adalah bentuk sebuah kerja sarna. Makhluk halus dianggap sebagai pembantu manusia dan dianggap sebagai mitra kerja.

Jika membutuhkan suatu bantuan yang berbentuk kerjasama, maka sang ritualis memulai permohonan dengan menyajikan beberapa piranti (uba rampe) sebagai syarat utama dan mutlak diperlukan.

rscn1584
Sesaji adalah salah satu “ubo rampe” ilmu kajiman

Uba rampe (sesaji) ini memiliki fungsi sebagai makanan makhluk halus. Bentuk kerjasama ini tentunya merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan pada kedua belah pihak. Pihak manusia mendapat pertolongan dan pihak makhluk halus mendapatkan makanan berupa sesaji yang dipersembahkan.

Kajiman sebagai ilmu pengetahuan, merupakan sebuah wadah yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia gaib. Dalam pengertiannya, manusia akan menjadi salah satu anggota dari makhluk halus itu sendiri dan menjadi salah satu bagian dari makhluk halus.

Makhluk halus menjadi penjaga manusia Anggapan yang ada di dalam pikiran ritualis adalah dengan memiliki penjaga yang akan menjaganya, maka ia akan merasa lebih tenang”. Penjaga yang dimaksudkan menjaga dari segala kemungkinan adanya gangguan yang akan datang kepada manusia.

Pentingnya Khodam Penjaga dalam Aliran Kajiman

Untuk mengatasi hal-hal yang gaib, maka manusia  harus melakukannya dengan hal yang gaib pula. Untuk itulah manusia harus memiliki penjaga yang akan menjaganya dalam setiap tempat dan waktu.

Cara mengatasi suatu masalah yang dilakukan oleh makhluk halus dalam melayani majikannya, punya cara sendiri-sendiri. Cara satu makhluk haIus dengan makhluk halus lainnya memiliki perbedaan dan kesamaan.

mustika-ular

Makhluk halus yang berperan sebagai penjaga merupakan pemahaman pikiran yang menjadi dasar sebuah aliran kajiman. Disebut sebagai kajiman karena memiliki bentuk kerjasama dengan makhluk halus dalam bentuk bantuan. Dari pemahaman pikiran ini, kemudian ritualis ada yang menuntut adanya kekuatan gaib di dalam dirinya.

Orang yang menjalani ritual dan kepercayaan ilmu kajiman akan memasang kekuatan-kekuatan tersebut di dalam dirinya dan akan menjadikan diri ritualis sebagai tempat atau hunian dari makhluk halus yang dipercaya akan menjaganya.

Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan beberapa piranti sesaji yang dianggap perlu untuk mencapai keinginan. Benda bertuah sebagai susuk Ritualis yang mendalami ilmu kajiman tidak hanya 1 dalam lingkup ekonomi sedang saja, tetapi di kalangan elit pun masih ada yang menjalani ritual untuk mendapatkan ilmu tertentu yang ditujukan bagi keselamatan.

Baca Juga: Hukum Menggunakan Mantra Jawa dan Sesaji

Susuk Adalah Sarana Yang lahir dari Aliran Kajiman

Susuk adalah jenis benda bertuah yang dimasukkan ke dalam diri manusia sebagai penjaga dan benteng dari orang yang dipasanginya. Susuk bisa berupa berbagai benda yang memang dianggap dan dipercaya memiliki kekuatan jika dipasang pada diri manusia.

Cara yang dilakukan ini biasanya dapat dilihat dengan jelas pada saat pemasangan. Benda dipasang di bagian tertentu pada tubuh manusia hanya dengan menekanya ke kulit, maka benda tersebut seperti menghilang, dan memasuki bagian badan tersebut.

Fenomena sebenarnya yang terjadi adalah benda tersebut tidak masuk ke dalam badan manusia, tetapi hanya kekuatan gaibnya saja. Bisa dibayangkan jika benda tersebut berada dalam badan manusia, akan mengganggu beberapa fungsi tubuh.

Fenomena yang terjadi adalah: Benda tersebut merupakan benda bertuah. Di dalamnya terdapat makhluk halus yang menjadi penjaga benda bertuah yang disebut sebagai isi dari benda tersebut. lsi dari benda bertuah ini masuk ke dalam bagian yang telah ditentukan oleh pemasang susuk. Kemudian benda sebagai susuk berada di bawah kekuasaan makhluk halus tersebut.

Untuk rnelepaskan susuk ini dibutuhkan sebuah kernarnpuan yang berada di atas kernarnpuan rnakhluk halus yang rnenjadi isi dari benda tersebut. Susuk yang paling sering dipasang antara lain berbentuk benda sebagai berikut:

  1. Samber iler (digunakan sebagai susuk untuk pernikat lawan jenis)
  2. Intan (digunakan untuk rnernberikan kekuatan kekebalan)
  3. Logam tertentu (digunakan untuk kekebalan)
  4. Emas (pengasihan)
  5. Dan masih banyak lainnya

Keberadaan ilmu Kajiman Kajiman adalah jenis pengetahuan yang sering diartikan sebagai jalan pikiran rnanusia untuk rnenguasai sebuah ilrnu yang berhubungan dengan rnakhluk halus. Dalarn dunia spiritual orang Jawa, maka keberadaan jalan kajirnan ini disebut sebagai sebuah cara untuk rnendekatkan diri dengan hal-hal yang bersifat halus.

batu-sulaiman

Ilrnu kajiman bisa dikatakan ada sebelurn bangsa Indonesia rnengenal adanya agarna, tetapi telah rnengenal adanya kepercayaan-kepercayaan (polytheisrne). Dalarn kepercayaan ini, adanya kekuatan gaib yang rnenguasai suatu daerah dianggap sebagai Tuhan, sedangkan jurnlah dari Tuhan itu sendiri adalah banyak. Namun Ini adalah Salah besar menurut saya, itu menurut saya.

Baca Juga: Kejawen Bukan Sebuah Agama

Kepercayaan yang ada dalarn pikiran rnanusia  pada jaman dahulu rnernang tidak diragukan lagi terhadap makhluk halus dan benda-benda yang dianggap bertuah. Seperti di Jawa, maka kepercayaan terhadap makhluk halus dan beberapa benda bertuah hingga saat ini masih dianggap sebagai kepercayaan atau aliran kepercayaan kejawen. Pada dasarnya pendapat tersebut masih kurang lengkap dan masih menggunakan pandangan sempit.

Kajirnan merupakan salah satu budaya yang memang menjadi bagian dari Kejawen, tetapi lingkupnya tidak hanya berada di lingkungan suku Jawa saja. Banyak suku lainnya yang menggunakan sistem belajar untuk menguasai kekuatan gaib dengan jalan yang sama.

Pada jaman sekarang, kepercayaan ini disebut sebagai kepercayaan terhadap jin, setan, atau makhluk halus yang menghuni atau menguasai suatu tempat. Namun ada kalanya makhluk halus tersebut berada dalam suatu benda atau di dalam benda bertuah.

Ciri-Ciri Ilmu Kajiman

Lingkup ilmu kajiman Kajiman adalah jenis aliran yang memahami keberadaan  jin atau makhluk halus sebagai titik akhir dalam pencarian kemampuan. Dalam hal ini untuk mencari kemampuan dalam aliran kajiman, akan selalu bergelut dan berhubungan dengan makhluk halus.

edit-1
Ritual Untuk Mendengarkan Suara Mahluk dan Alam Semesta

Dalam penerapan kajiman yang sebenarnya, lingkup yang ada dalam ilmu kajiman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Ada pendapat bahwa keberadaan makhluk halus yang akan memberikan kemapuan. Karena ilmu kajiman melibatkan diri manusia dengan makhluk halus, maka saat pengucapan mantera, doa, atau sejenisnya  Penguasaan ilmu kajiman akan mudah dipelajari dan memakan waktu yang singht dalam penguasaannya. Hal ini dikarenakan bagi makhluk halus yang dipuja akan memberikan kemampuan atau kekuatan secara cepat, apalagi jika didukung dengan sesaji yang lengkap dan berkelas.

Baca Juga: Macam-Macam Ilmu Supranatural Islam Kejawen

Kemampuannya terbatas dan memiliki jangkauan yang terbatas pula. Kemampuan yang dimiliki o leh orang yang menguasai ilmu kajiman memiliki batas, yaitu dapat dikalahkan oleh orang yang memiliki  kemampuanmengalahkan jin, contohnya menggunakan ajian Kulhu Geni.

Itulah informasi seputar ilmu Kajiman, semoga Anda bisa mengambil hikmah ilmu ini dengan bijak. Dan pesan saya, jangan menilai segala sesuatu hanya dengan satu sudut pandang saja. melainkan pandanglah dengan banyak sudut pandang.

Dengan begitu Anda bisa menemukan Arti yang hakiki. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya.

CATATAN: Semua artikel yang saya sampaikan diatas semata-mata hanya sebagai ilmu pengetahun saja. Dan, saya tidak menyarankan Anda untuk mengikuti atau mempraktekan semua apa yang saya sampaikan. Namun, jika Anda tidak keberatan silahkan saja.

Dan ketika Anda mendapatkan kesalahan pembelajaran atau salah langkah, saya tidak berkenan membantu Anda. Semoga Apa yang saya sampaikan pada catatan ini bisa Anda fahami.

Perkembangan Aliran Islam Kejawen

Aliran Islam Kejawen – Aliran ini merupakan hasil alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh syubur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional).

Sebelum islam masuk, masyarakat jawa memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Nah, setelah islam masuk khususnya pada zaman Walisongo. Para penyebar ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.

Aliran Islam Kejawen

Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.

Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung.

Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan.
Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.

Bagaimana kita menyikapi Aliran Islam Kejawen ini?

Mungkin Anda pernah mendengar kalau mempercayai aliran kejawen adalah musyrik. Nah, sekali lagi saya tekankan. Aliran kejawen bukanlah agama, melainkan tradisi atau budaya masyarakat jawa tentang tata cara menghormati alam dan Tuhan.

Oleh karena itu, Anda tentu faham mana yang baik dan buruk. Semoga dengan pemikiran yang benar anda akan menemukan mana yang bermanfaat bagi Anda.

Untuk Anda yang masih bingung silahkan ajukan pertanyaan pada halaman Tanya Jawab

Mengenal Aliran Ilmu Kejawen Yang Ada Di Indonesia

Aliran Ilmu Kejawen – Pada Pembahasan sebelumnya kita telah membahas secara panjang lebar mengenai seluk beluk mistik kejawen hingga para tokoh mistik kejawen beserta ajaran-ajarannya.
Namun, tak lengkap rasanya jika kita tidak mengenal aliranaliran kejawen yang ada di nusantara. Untuk itulah, pada bab ini, secara khusus kita akan membahas mengenai hal tersebut.

Aliran Ilmu Kejawen

Dari sekian banyak aliran kejawen yang masih dan pernah eksis di Tanah lawa, ada lima aliran kejawen yang paling besar dan terkenal, yakni Sapto Darmo, Hardapusara, Susila Budi Darma (Subud), Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu), dan Paguyuban Sumarah. Siapakah mereka dan seperti apa ajaran-ajaran mereka?

Aliran – Aliran Ilmu Kejawen yang ada di Indonesia

Aliran Kejawen Sapto Darmo

Sapto Darmo atau Sapta Darma merupakan salah satu Aliran Ilmu Kejawen yang cukup besar. Sapto Darmo adalah yang termuda dari kelima gerakan kebatinan terbesar di Jawa yang didirikan pada tahun 1955 oleh seorang guru agama bernama Hardjosaputro, yang kemudian mengganti namanya menjadi Panuntun Sri Gutomo.

Berbeda dengan keempat organisasi lain yang akan kita bahas pada bab ini, Sapto Darmo beranggotakan orang-orang dari daerah pedesaan dan para pekerja kasar yang tinggal di kota-kota.

Kendati demikian, para pemimpinnya hampir semua priyayi. Buku yang berisi ajarannya adalah kitab Pewarah Sapto Darmo. Nama Sapto Darmo diambil dari bahasa Jawa, sapto yang berarti tujuh dan darmo yang berarti kewajiban suci. Jadi, Sapto Darmo artinya tujuh kewajiban suci.

Selengkapnya tentang ajaran sapto darmo silahkan klik Halaman Aliran Kejawen Sapto Darmo.

Aliran Kejawen Hardapusara

Hardapusara adalah Aliran Ilmu Kejawen yang tertua di antara kelima aliran kejawen terbesar di Tanah Jawa. Aliran ini didrikan pada tahun 1895 oleh Kyai Kusumawicitra, seorang petani di Desa Kemanukan, dekat Purworejo.

Konon, ia mendapatkan ilmu dengan menerima wangsit dan ajaran- ajarannya semula disebut kawruh kasunyatan gaib. Mulamula, para pengikutnya adalah para priyayi dari Purworejo dan beberapa kota lain di daerah Bagelan.

Aliran ini dahulu pernah berkembang dan mempunyai cabang-cabangnya di berbagai kota di Jawa Tengah, Jawa timur, dan Jakarta. Jumlah anggotanya konon sudah mencapai beberapa ribu orang. Ajaran-ajarannya termaktub dalam dua buah buku yang oleh para pengikutnya sudah hampir dianggap keramat, yaitu Buku Kawula Gusti dan Wigati.

Aliran Kejawen Susila Budhi Dharma (Subud)

Salah satu Aliran Ilmu Kejawen terbesar lainnya yang ada di Tanah Jawa adalah Susila Budhi Dharma atau yang disingkat dengan SUBUD. Aliran ini didirikan pada tahun 1925 di Semarang dan pusatnya berada di Jakarta. Aliran Susila Budhi Dharma ini tidak mau disebut budaya kebatinan. Mereka menamakan diri “pusat latihan kejiwaan”.

Aliran kebatinan yang beranggotakan ribuan orang ini tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia dan mempunyai cabang di luar negeri. Para pengikutnya berasal dari berbagai negara, ada orang Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.

Doktrin ajaran aliran ini dimuat dalam buku berjudul Susila Budhi Dharma. Selain itu, aliran ini juga menerbitkan majalah berkala bernama Pewarta Kejiwaan Subud. Salah satu aliran kepercayaan asli Indonesia bernapaskan Islam kejawen ini sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Jauh sebelum era globalisasi dan pasar bebas, Susila Budhi Dharma telah tersebar di delapan puluh negara dengan anggota dua puluh ribu orang. Susila Budhi Dharma didirikan oleh almarhum R.M. Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo.

Aliran kejawen ini mulai menyebar ke luar negeri sejak tahun 1954, dibawa oleh seorang berkebangsaan Inggris yang beragama Islam, Husein Rofe. Sementara, Muhammad Subuh Sumohadiwijoyo memulai lawatan ke luar negerinya pada tahun 1957, dan semasa hidupnya ia telah berpuluh-puluh kali berkunjung ke berbagai negara di dunia.

Aliran Kejawen Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu)

Pagguyuban Ngesti Tunggal atau lebih terkenal dengan nama Pangestu adalah sebuah budaya kebatinan lain yang cukup luas jangkauannya. Paguyuban ini didirikan oleh Soenarto, yang konon sekitar tahun 1932-1933 menerima wangsit yang oleh kedua orang pengikutnya dicatat kemudian diterbitkan menjadi buku Sasangka Djati.

Pangestu didirikan di Surakarta pada bulan Mei 1949. Anggotanya kini berjumlah 50.000 orang yang tersebar di berbagai kota di Jawa, terutama berasal dari kalangan priyayi. Namun demikian, anggota yang berasal dari daerah pedesaan juga banyak, khususnya yang tinggal di pemukiman transmigrasi di Sumatera dan Kalimantan.

Majalah yang dikeluarkan paguyuban ini adalah Dwijawara, yang merupakan tali pengikat bagi para anggotanya yang tersebar di seluruh nusantara. Asal-usul mengenai ajaran Paguyuban Ngesti Tunggal tidak terlepas dari riwayat hidup pendirinya, R. Soenarto Mertowardojo. Mertowardojo dilahirkan pada tanggal 21 April 1899 di desa Simo, Kabupaten Boyolali, Surakarta, sebagai putra keenam dari keluarga R. Soemowardojo.

Sejak kecil, ia tidak diasuh oleh orang tua kandungnya, tetapi dititipkan untuk tinggal dan dibesarkan oleh orang lain (dalam bahasa Jawa disebut ngenger). Di dalam buku Sabda-Sabda Pratama yang diterbitkan oleh Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Pangestu, dikatakan bahwa pada tanggal14 Februari 1932 , R. Soenarto menerima wahyu pertama ketika melakukan shalat daim. Shalat daim adalah doa terus-menerus untuk mencapai tingkat pengetahuan yang sempurna.

Aliran Kejawen Paguyuban Sumarah

Paguyuban Sumarah lahir di kota yang menjadi markas pemerintahan Republik Indonesia selama masa revolusi. Layaknya “bangsa” yang baru memproklamasikan diri, Sumarah tampil secara terbuka pada tahun 1945 meski baru menjadi sebuah organisasi resmi pada tahun 1950.

Gerakan ini dibayangkan dalam relung kesadaran kaum muda masa revolusi pada penghujung tahun 1940-an. Jika dilihat dari asalnya, akar Sumarah menghunjam pada pengalaman para mistikawan Jawa dari generasi yang termatangkan pada akhir Perang Dunia I, yaitu mereka yang telah mengenyam pendidikan Belanda.

Paguyuban Sumarah terorganisasi lewat gelombang perjuangan pemuda yang sama yang mengejawantahkan (menyebarkan kebudayaan jawa) bangsa ini. Paguyuban Sumarah merupakan organisasi besar yang dimulai sebagai suatu gerakan kecil, dengan pemimpinnya bernama R.Ng. Sukirno Hartono dari Yogyakarta.

la mengaku menerima wahyu pada tahun 1935. Pada kahir tahun 1940- an, gerakan itu mulai mengalami kemunduran, namun berkembang kembali pada tahun 1950 di Yogyakarta. Jumlah anggotanya kini sudah mencapai 115.000 orang, baik yang berasal dari golongan priyayi maupun dari kelas-kelas masyarakat lain.

Demikian ulasan saya tentang berbagai macam Aliran Ilmu Kejawen yang ada di Indonesia, sebenarnya masih banyak lainya, namun yang paling berpengaruh dan terkenal ada 5 diatas. Semoga dengan penjelasan saya dapat memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum

CATATAN = Saya (Ki Bagus Wijaya) Tidak mengajarkan Ajaran Kejawen dan Tulisan saya ini hanya sebatas Pengetahuan saja. Jika Anda Meyakini tentang Ajaran Kejawen ini, itu adalah Hak Anda. Sekali lagi, saya tidak menyediakan Fasilitas atau Wadah Apapun yang berkenaan dengan ajaran ini. Saya memandang Semua Ajaran Kejawen hanya sebatas Kebudayaan dan Tradisi Saja. 

Serat Wirid Hidayat Jati Raden Ngabehi Ronggowarsito

Wirid Hidayat Jati – Secara antropologis, kebatinan merupakan sistem kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya suku Jawa. Karenanya kebatinan juga sering disebut “ Kejawen” atau “ Javanisme”.

Nah, kebatinan adalah upaya melestarikan kebudayaan kejawen pada bidang spiritual. Munculnya berbagai macam aliran kebatinan yang demikian banyak jumlahnya membuat perbendaharaan ilmu jawa semakin lengkap.

Kali ini saya akan membahas salah satu aliran kebatinan yang di didirikan oleh salah satu keturunan pujangga yang berasal dari Surakarta, yang bernama Ronggowarsito. Seperti yang sudah saya bahas dalam Biografi singkat Ronggowarsito, beliau adalah pujangga yang memiliki banyak sekali sastra jawa tentang kehidupan.

Salah satunya adalah Serat Wirid Hidayat Jati, untuk lebih jelasnya mari kita lihat pembahasan tentang Wirid Hidayat Jati berikut ini.

Serat Wirid Hidayat Jati

Wirid Hidayat Jati adalah Sebuah kitab mistik karya dari R. Ng. ronggowarsito. Kitab ini kadangkala disebut secara singkat dengan nama Serat Wirid  atau Hidayat Jati. Kebanyakan isi dari serat Hidayat jati ini mengajarkan tentang Tasawuf.

Hidayat jati disusun dalam bentuk prosa (Jarwo), berisi ajaran mistik yang sangat lengkap.

Serat ini menerangkan secara lengkap tata cara mengajarkan ilmu makrifat untuk kesempurnaan hidup seperti yang disebutkan oleh para wali. Ajaran wali ini ada pada akhir kerajaan Demak sampai kerajaan Pajang, delapan wali yang mau memberikan ajaran wirid yaitu :

  1. Sunan Parapen, ajarannya tentang bisikan adanya zat,
  2. Sunan Drajat, ajarannya tentang wahana,
  3. Sunan Ngatasangin, penjelasan tentang keadaan zat,
  4. Sunan Kalijaga, ajarannya tentang susunan singgasana Baitul Makmur,
  5. Sunan Tambayat, ajarannya tentang singgasana Baitul Muharram,
  6. Sunan Padusan, ajarannya tentang singgasana Baitul Muqaddas,
  7. Sunan Kudus, ajarannya tentang peneguh kesentsaan Iman,
  8. Sunan Geseng, ajarannya tentang sasahidan (persaksian)

Wejangan (ajaran) itu semua memiliki satu sumber, yaitu ajaran Sunan Ampel. Kemudian setelah sampai zaman Mataram, Sultan Agung Anyakrakusuma berkeinginan menghimpun kedelapan tingkat ajaran tersebut supaya benar isi maksudnya.

Wejangan yang telah disatukan tadi semuanya bersumber dari kutipan-kutipan kitab tasawuf. Masing-masing bersandar pada dalil ilmu sebagai petunjuk dalam menjelaskann firman Tuhan Yang Maha Suci, bahwa manusia adalah cerminan diri (Tajalli) Zat Yang Esa. Itulah yang menjadi inti ilmu makrifat, seperti yang diajarkan para Nabi dan para wali zaman dahulu.

Wirid Hidayat Jati
Wirid Hidayat jati

Konsep Tuhan di dalam Wirid Hidayat Jati

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Wirid Hidayat Jati berisi ajaran delapan orang wali dari tanah Jawa, yang telah dikumpulkan menjadi satu. Ajarannya terbagi menjadi delapan wejangan atau delapan dalil. Konsep tentang Tuhan terdapat dalam wejangan (dalil) pertama yang disebut “Bisikan adanya zat”, seperti kutipan sebagai berikut.

Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena ketika masih dalam keadaan kosong, belum ada sesuatu, yang pertama ada adalah Aku, tidak ada Tuhan kecuali Aku, hakikat Zat yang Mahasuci, yang meliputi sifat-Ku, yang menyertai nama-Ku, yang menandai perbuatan-Ku.

Selanjutnya di dalam Wirid Hidayat Jati juga terdapat penjelasan tentang maksud ungkapan bisikan tentang Zat, khususnya “ Zat yang Mahasuci meliputi sifat-Ku, menandai perbuatan-Ku” sebagai beerikut:

  • Zat mengandung sifat seumpama madu dengan rasa manisnya, pasti tidak dapat dipisahkan.
  • Sifat menyertai nama, seumpama matahari dengan sinarnya, pasti tidak dapat dibedakan.
  • Nama menandai perbuatan, seumpama cermin, orang yang bercermin dengan bayangannya, pasti bayangannya akan mengikuti segala tingkah laku orang yang bercermin
  • Adapun perbuatan menjadi wahana Zat, seumpama samudera dengan ombaknya, pasti keadaan ombak mengikuti samuderanya.

Penjelasan tentang hubungan antara Zat dengan sifat, asma, dan af’al tersebut sekali, merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Ajaran Martabat Tujuh di dalam Wirid Hidayat Jati

Ajaran martabat tujuh sebenarnya berasal dari kitabb Tufal al-Mursalal ila Ruh al-Nabi karya Muhammad Ibn Fadlullah al-Burhanpuri (wafat 1620) seorang sufi dari India. Yang sudah saya bahas pada artikel Martabat Tujuh.

Ajaran Martabat tujuh di dalam Wirid Hidayat Jati adalah sebagai berikut :

  1. Sajaratu Yakin, tumbuh dalam alam hampa yang sunyi, azali abadi, berarti pohon kehidupan yang berada di alam hampa sunyi selamanya. Itulah hakikat Zat mutlak yang qadim, hakikatZat yang pasti paling dahulu, yaitu zat atma yang menjadi wahana alam Ahadiyah.
  2. Nur Muhammad berarti cahaya yang terpuji. Diceritakan dalam hadis, seperti burung merak, berada dalam permata putih, pada arahsajaratul yakin. Itulah hakikat cahaya yang diakui sebagai tajalliZat, berada dalam nukat gaib, merupakan sifat atma dan menjadi wahana alam wahdah.
  3. Mir’atul haya’i  berarti kaca wira’i. Diceritakan dalam hadis, Mir’atul haya’i berada dalam Nur Muhammad. Itulah hakikatpramana yang diakui rahsanya Zatt sebagai nama atma. Dan menjadi wahana alam wahidiyah
  4. Roh Idlofi berarti nyawa yang jernih. Diceritakan dalam hadis, roh idlofiberasal dari Nur Muhammad. Itulah hakikat sukma yang diakui keadaan  Zat, merupakan perbuatan atma, menjadi wahan alam arwah.
  5. Kandil berarti lampu tanpa api. Diceritakann dalam hadis, kandil berupa permata yang berkilauan cahayanya, tergantung tanpa ikatan. Itulah keadaan Nur Muhammad, serta tempat berkumpul semua roh. Itulah hakikat angan-angan yang diakui sebgai bayangan Zat, sebagai pemangku atma, menjadi wahana alam mitsal.
  6. Dharrah berarti permata. Diceritakan dalamm hadis, dharrah memiliki sinar neraneka warna, satu tempat dengan malaikat. Itulah hakikat budi yang diakui sebagai perhiasan Zat, pintu atma, menjadi wahana alam ajsam.
  7. Hijab, dinding jalal, berarti tabir yang agung. Diceritakan dalam hadis, hijab timbul dari permata beraneka warna, ketika bergerak menimbulkan buih, asap dan air. Itulah hakikat jasad, merupakan tempat atma, menjadi wahana alam insan kamil
  8. Konsep Manusia di dalam Wirid Hidayat Jati

Martabat Tujuh

Ajaran martabat tujuh di dalam Tuhfah merupakan penjelasan tentang pola penampakan diri (tajalli) Tuhan dalam tujuh martabat, sehinggga tercipta alam semesta seisinya, termasuk manusia. Tiga tajalli pertama disebut martabat batin, yaitu ahadiyah, wahdah, dan wahidiyah. Dari ketiga martabat ini kemudian muncul martabat lahir, yakni Alam Arwah, Alam Mitsal, dan Alam Ajsam. Tiga martabat batin dan tiga martabat lahir tersebut berkumpul menjadi satu di dalam martabat ketujuh, yaitu Insan Kamil.

Penjelasan tentang Pennjelasan manusia melalui tujuh martabat di dalam Wirid Hidayat Jati diterangkan sebagai berikut.

Sesungguhnya Aku Zat Yang Maha Pecipta  dan Maha Kuasa menciptakan segala sesuatu, terjadi dalam seketika, sempurna lantaran kodrat-Ku, sebagai pertanda perbuatan-Ku, merupakan kenyataan kehendak-Ku. Mula-mula Aku menciptakan hayyu bernama sajaratul yakin. Tumbuh dalam alam makdum yang azali abadi. Setelah itu cahaya bernama Nur Muhammad, kaca bernama mir’atul haya’i, nyawa bernama roh idlofi, lampu bernama kandil, permata bernama dharrah, dan dinding-jalal bernama hijab, yang menjadi penutup hadirat-Ku.

Penciptaan manusia selanjutnya di dalam Wirid Hidayat Jati diterangkan sebagai berikut.

Sesungguhnya Aku menciptakan Adam berasal dari empat unsur:

  • Tanah,
  • Api,
  • Angin,
  • Dan air.

Semua menjadi perwujudan sifat-Ku, di mana Kumasuki mudah lima macam:

  • nur,
  • rahsa,
  • ruh,
  • nafsu,
  • dan budi

Untuk menjadi penutup wajah-Ku Yang Mahasuci. Kutipan diatas juga menerangkan bahwa jasad manusia dimasuki mudah lima macam, yaitu nur, rahsa, roh, nafsu, dan budi. Bagaimana cara masuknya lima macam itu juga diterangkan dalam Wirid Hidayat Jati seperti berikut.

Diceritakan dalam hadis, “masuknya mudah lima macam mulai dari ubun-ubun berhenti di otak, turun ke mata, turun ke telinga, turun ke hidung, turun ke mulut, turun ke dada, dan tersebar ke seluruh tubuh, sepurna sebagai Insan Kamil”.

Kata “mudah” oleh Hadiwijono diartikan “anasir rohani manusia”. Sementara itu Honggropradoto mengartikan kata mudah itu praboting urip (peralatan hidup). Menurut Simuh kata “mudah” merupakan perubahan dari kata muhdats.

Pengaruh Ajaran Ronggowarsito Terhadap Masyarakat Jawa

Keadaan sosial-politik yang ada pada masyarakat Jawa (Surakarta) yang cenderung tidak membaik, membuat masyaratakat Jawa rindu dengan kedamaian. Salah satu kemunculan karya ronggowarsito yaitu serat khalatidha dan Wirid Hidayat Jati membuat masyarakat banyak mengagumi sosok beliau, karena dalam serat khalatidha menceritakan tentang akan datangnya sosok ksatria yang akan memimpin Jawa dengan bijaksana.

Banyaknya aliran kebatinan di Jawa pun, merupakan suatu pelarian bagi masyarakat yang cenderung merindukan sosok kepemimpinan yang bijaksana. Masyarakat Jawa melalui aliran kebatinan ini melakukan suatu bentuk protes sosial terhadap pemerintahan yang cendrung sibuk dengan masalah yang ada dalam istana yang cenderung mengabaikan nasib rakyatnya, bentuk protes sosial dalam kebatinan ini dikarenakan setelah melakukan suatu perlawanan tidak kunjung menemui titik terang maka timbulah gerakan kebatinan.

Masyarakat beranggapan dengan kebatinan akan memunculkan suatu keadilan bagi dirinya yang mengikuti kebatinan dan berharap dengan kedatangannya ‘ratu adil’, seperti pada serat Wirid Hidayat Jati.

Kesimpulan Ki Bagus Wijaya Tentang Wirid Hidayat Jati

Wirid Hidayat Jati merupakan suatu ajaran yang didirikan oleh seorang pujangga dari keturunan pujangga keraton. Menurut beliau, Wirid Hidayat Jati merupakan ajaran mistik kejawen, selain itu juga merupakan suatu ajaran yang berasal dari tasawuf Islam. Dan hal ini terlihat bahwa ronggowarsito berupaya menyusun amalan makrifat, serta menjelaskan isi maksudnya menurut 8 tingkatan ajaran yang telah terhimpun menjadi satu yang terdapat dalam kitab tasawuf.

Salah satu konsep ke Tuhanan dalam Wirid Hidayat Jati yaitu penjelasan tentang hubungan antara Zat dan sifat Tuhan. Dalam Wirid Hidayat Jati ada namanya ajaran martabat tujuh.

Jadi dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Wirid Hidayat Jati yang didirikan oleh ronggowarsito bercampur antara ajaran mistik Jawa dan Tasawuf Islam memiliki tujuan untuk membentuk masyarakat jawa yang memiliki keimanan kepada Allah SWT.

Demikian penjelasan saya tentang Wirid Hidayat Jati. Semoga dapat memberikan ilmu yang bermanfaat, Wassalamualaikum Wr Wb.

 

Ronggowarsito – Raden Ngabehi Ronggowarsito

Ronggowarsito – Setiap orang Jawa yang lahir di Pulau Jawa pasti tidak asing dengan nama Raden ngabehi (R.Ng.) Ronggawarsito. Bahkan, nama ini mendapat tempat sangat khusus dalam kehidupan masyarakat Jawa. Karena itulah, masyarakat Jawa tidak akan gampang melupakan sastrawan dan pujangga besar yang hidup pada masa kejayaan Keraton Surakarta Hadiningrat ini.

RonggowarsitoRaden Nghabehi ronggowarsito dikenal sebagai pujangga besar, yang telah meninggalkan “warisan tak ternilai”, berupa puluhan serat yang mempunyai nilai dan capaian estetika menakjubkan. Itulah mengapa ia menjadi salah satu tokoh mistik yang ajaran-ajaran mistiknya hingga saat ini masih dilestarikan. Ketekunannya pada sastra, budaya. dan teologi, dengan ditunjang oleh bakat, mendudukkan dirinya sebagai pujangga terakhir Keraton Surakarta, dan Jawa.

R.Ng. ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burham pada tahun 1728 Jawa, atau 1802 M. la adalah putra dari Raden Mas Ngabehi (R.M.Ng.) Pajangsworo. Kakeknya, Raden Tumenggung (R.T.) Sastronagoro, adalah yang pertama kali menemukan satu jiwa yang teguh dan bakat yang besar di balik kenakalan Burham kecil yang memang terkenal bengal. Sastronagoro kemudian mengambil inisiatif untuk mengirim Burham kecil nyantri ke Pesantren Gebang Tinatar di wilayah Ponorogo dalam asuhan Kyai Kasan Besari.

Syair Ronggowarsito Tentang Ramalan Jawa

Sebagai seorang intelektual, ronggowarsito menulis banyak hal tentang sisi kehidupan. Dari karya-karyanya akan kelihatan bahwa pemikirannya banyak dipengaruhi oleh kepustakaan Islam kejawen serta tradisi dan kepustakaan Jawa. Pembahasan dan pemikirannya terpusat untuk merumuskan kembali pokok-pokok pemikiran yang terdapat dalam perbendaharaan kepustakaan Jawa dan Islam kejawen. Sehingga, karya-karyanya pada umumnya mencerminkan perpaduan antara alam pikiran Jawa dan ajaran agama Islam.

Sebab, kehidupan ronggowarsito dan pujangga-pujangga Jawa pada umumnya berada dalam kedua lingkungan kebudayaan tersebut, yakni sesudah zaman kerajaan Jawa Islam. Walaupun pada hari-hari tuanya ronggowarsito banyak bergaul dengan sarjana-sarjana Belanda yang mempunyai perhatian terhadap bahasa dan kebudayaan Jawa, seperti C.F. Winter, Cohen Stuart, dan sebagainya, tetapi pergaulan tersebut tidak banyak memberi bekas dalam pemikirannya.

Adapun karya sastra tulisan ronggowarsito, antara lain:

  • Bambang Dwihastha,
  • Cariyos Ringgit Purwa;
  • Bausastra Kawiatau Kamus Kawi-Jawa (ditulis bersama C.F. Winter, Sr.);
  • Sajarah Pandhawa Ian Korawa,
  • Miturut Mahabharata (ditulis bersama C.F. Winter, Sr.);
  • Sapta Dharma;
  • Serat Aji Pamasa;
  • Serat Candrarini;
  • Serat Cemporet;
  • Serat Jaka Lodang;
  • Serat Jayengbaya;
  • Serat Kalatidha;
  • Serat Panitisastra;
  • Serat Pandji
  • Jayeng Tilam;
  • Serat Paramasastra;
  • Serat Paramayoga;
  • Serat Pawarsakan;
  • Serat Pustaka Raja;
  • Suluk Saloka Jiwa;
  • Serat Wedaraga;
  • Serat Witaradya;
  • Sri Kresna Barata;
  • Wirid Hidayat Jati;
  • Wirid Ma’lumat Jati;
  • dan Serat Sabda Jati.

Serat Katildha Karya Ronggowarsito

Salah satu ajaran ronggowarsito yang cukup terkenal adalah tentang zaman edan . Menurutnya, ada tiga macam pembagian zaman. Pertama, zaman edan atau kalatidha, yang ditandai dengan adanya pola pikir yang salah. Hal ini diungkapkan dalam Serat Kalatidha sebagai berikut:

menangi jaman edan/ewuh aya ing pambudi/ 

melu edan nora tahan/yen tan melu anglakoni/

boya kaduman melik/kaliren wekasanipun/

dilalah karsa Allah/begja-begjane kang lali/

luwih begja kang eling lawan waspada.

Artinya: Mengalami zaman gila, serba sulit dalam pemikiran, ikut menggila tidak tahan, kalau tidak ikut (menggila), tidak (akan) mendapat bagian, akhirnya (mungkin) kelaparan, (tetapi) takdir Kehendak Allah, sebahagia-bahagianya (orang) yang lupa, (masih) bahagia yang sadar dan waspada.

Kedua, zaman kala bendu, yang ditandai dengan semakin merosotnya moralitas manusia disebabkan oleh pola pikir yang salah. Hal ini terdapat dalam Serat Sabda Jan sebagai berikut:

Para jaman jaman pakewuh, kasudranira andadi,

daurune saya ndarung, keh tyas mirong murang margi,

kasetyan wus ora katon.

Artinya: Orang-orang dalam zaman pakewuh (edan), kerendahan budinya makin menjadi-jadi, kekacauan bertambah, banyak orang berhati sesat (buruk), melanggar peraturan yang benar, kesetiaan sudah tiada terlihat.

Yen kang uning marang sajanning kawruh,

kewuhan sajroning ana yen tan niru ora arus,

uripe kaesi-esi, yen nirua dadi asor.

Artinya: Bagi orang yang tahu akan kebenaran, dalam -hati terasa ewuh (bingung), apabila tidak turut berbuat sesat, hidupnya akan menjadi merana, kalau ikut menjadi rendah budi pekertinya.

Nora ngandel marang gaibing Hyang Agung,

anggelar sakalir-kalir, kalamun temen tinemu,

kabegjane anekani, kemurahaning Hyang Manon.

Artinya: Tindakan seperti itu, berarti tak percaya akan kemurahan dan kekuasaan Tuhan, yang menciptakan segala-galanya. Apabila memohon dengan bersungguh hati, pasti mendapat anugerah dari kemurahan Tuhan.

Anuhoni kabeh kang duwe panyuwun,

yen temen-temen sayekti, Allah aparing pitulung,

nora kurang sandhang bukti, saciptanira kalakon.

Artinya: Tuhan mengabulkan semua permohonan, apabila disertai kesungguhan, Allah pasti memberi pertolongan, tidak akan kekurangan makan serta pakaian. Segala yang diingini akan terlaksana.

Ketiga, zaman kalasuba atau zaman keemasan. Datangnya masa keemasan merupakan akhir zaman kalabendu. Hal ini terdapat dalam Serat Jakalodhang sebagai berikut:

Sangkalane maksih nunggal jamanipun,

neng sajroning madya akir, Wiku sapta ngesthi ratu,

ngadil pari marmeng dasih, ing kana karsaning Manon.

Artinya: Ciri waktu pada zaman itu, yakni pada pertengahan, dengan ciri tahun; Wiku sapta ngesthi ratu. Itulah masa keadilan dan kemakmuran yang merata, demikian kehendak Tuhan.

Tinemune wong ngantuk anemu kethuk,

malenuk samargi-margi, marmane bungah kang nemu,

marga jroning kethuk isi, kancana sosotya abyor.

Artinya: Waktu itu orang yang sedang mengantuk, sambil duduk saja mendapat kethuk (menemukan benda). Kethuk itu terdapat di sepanjang jalan. Orang yang mendapat riang gembira,
lantaran di dalamnya berisi emas permata yang gemerlapan.

Itulah sekilas pemikiran ronggowarsito mengenai zaman edan yang dituangkan dalam beberapa karya sastranya. Di dalam karya tersebut terdapat banyak sekali ajaran moral yang bisa diterapkan dalam konteks zaman sekarang.

Adapun pemikiran ronggowarsito tentang dunia tasawuf tertuang, di antaranya dalam Serat Wirid Hidayatjati. Pengamatan sosialnya termuat dalam Serat Kalatidha. Sementara, kelebihannya di dunia ramalan terdapat dalam Serat Jaka Lodhang.

Dalam Serat Sabda Jati bahkan terdapat sebuah ramalan tentang saat kematiannya sendiri. Salah satu karya satra ronggowarsito yang sangat popular dalam kehidupan kejawen adalah tembang Sinom yang bertajuk Kolotido (Serat Kalatidha). Gubahan ini kemudian diakhiri dengan sebaris gatra yang bersandiasma, berbunyi “bo-RONG ang-GAsa-WAR-ga me-SI mar-TA-ya”, yang mengandung arti rasa berserah diri ke hadapan Yang Maha Esa, yang menguasai alam surga, tempat yang memuat kehidupan langgeng sejati.

Sandiasma itu sendiri merupakan upaya untuk memproteksi namanya, sebagai pengarang serat tersebut. Demikian penjelasan saya tentang Ronggowarsito, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan penjelasan saya ini Anda mampu mengambil sisi positifnya dan menerapkan pada kehidupan Anda. Wassalamualaikum Wr Wb.

Macam-Macam Ilmu Supranatural Islam Kejawen

Ilmu Supranatural dalam aliran Islam kejawen sendiri dikenal ada bermacam-macam jenisnya. Sedikitnya, ada enam ilmu supranatural dalam aliran Islam kejawen, yakni ilmu kanuragan, ilmu kewibawaan, ilmu trawangan, ilmu khodam, ilmu permainan, dan ilmu kesehatan.

Ilmu Supranatural Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kebal

IImu kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara supranatural. IImu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Contohnya, ilmu Asma’ Malaikat, Hizib Kekuatan Batin, Sahadad Pamungkas, dan lain-lain.

edit 5

Namun, ilmu kanuragan ini memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

  1. Pemilik ilmu Asma’ Malaikat mempunyai kelemahan jika diminumi racun hewan berbisa, ia akan meninggal
  1. Ilmu kebal Kulit Woyo mempunyai pantangan menyentuh daun kelor, baik disengaja maupun tidak  Jika dilanggar, tubuhnya akan menjadi sangat lemas dan tidak berdaya.
  1. Pemilik ilmu kebal Bandung Bondowoso mempunyai pantangan makan sayur rebung/sayur yang berasal dari bambu atau senjata emas yang tertancap di tanah.

Anda menginginkan belajar ilmu kebal atau ilmu kanuragan? Silahkan Klik Halaman Ilmu Kebal

Ilmu Kewibawaan dan Ilmu Pengasihan

IImu jenis ini berfungsi mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. IImu Kewibawaan dimanfaatkan untuk menambah daya kepemimpinan dan menguatkan kata-kata yang diucapkan, sehingga orang lain semakin terkesan kepadanya dan ia disegani masyarakat, bahkan tak ada seorang pun yang berani melawan perintahnya.

KONSULTASI: DEVI (+62816577880)

Bisa dikatakan, bila Anda memiliki ilmu ini, Anda akan mudah mempengaruhi dan membuat orang lain menurut perintah Anda tanpa berpikir panjang. Sedangkan, ilmu pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang berkaitan dengan masalah cinta, yakni membuat hati seseorang yang dituju menjadi simpati dan sayang. IImu ini banyak dimanfaatkan pemuda untuk membuat pujaan hati jatuh cinta kepadanya, membuatlawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding, serta memulangkan orang yang minggat.

Untuk Anda yang ingin mempunyai kewibawaan atau pengasihan silahkan Klik Halaman Wibawa

IImu Terawangan dan Meraga Sukma

IImu terawangan bisa digunakan untuk melihat masa depan, melihat bangsa gaib, ataupun berkomunikasi dengan bangsa gaib di mana pun berada. Sedangkan, ilmu meraga sukma adalah kelanjutan dari ilmu terawangan. Dalam ilmu terawangan, hanya mata batin saja yang berkeliaran ke mana-mana. Namun, jika sudah menguasai ilmu meraga sukma, seseorang bisa melepaskan sukma untuk melakukan perjalanan ke mana pun ia mau.

Ilmu Supranatural

Ada dua macam ilmu terawangan, yaitu ilmu terawangan dengan mata tertutup dan ilmu terawangan dengan mata terbuka.

  1. IImu terawangan dengan mota tertutup. Ilmu ini juga biasa disebut ilmu dengan mata hati, karena semua yang akan dilihat menggunakan mata hati. Atau, disebut pula ilmu batin karena memfokuskan penglihatan pada pangkal alis.

Jadi, pandangan difokuskan pada pangkal alis dengan mata tertutup, sehingga apa yang akan dilihat berubah-ubah, dan apabila ditunggu beberapa saat maka akan muncul bentuk yang hendak dilihat. Namun, kelemahan terawangan dengan mata tertutup adalah sering berhalusinasi, jadi harus ada bimbingan agar tidak salah dalam menerapkan ilmunya.

  1. lmu terawangan dengan mata terbuka. IImu ini biasa dis????but ilmu mata fisik, karena semua yang akan dilihat menggunakan mata terbuka atau mata fisiko IImu ini memfokuskan apa yang akan dilihat dengan memandang ke arah depan sambil membaca doa-doa tertentu, sehingga apa yang hendak dilihat benar-benar nyata seperti saat melihat alam. Adapun untuk berkomunikasi atau mendengarkan dan berbicara dengan dimensi lain, digunakan semua indra fisik, bukan dengan mata hati. Setelah tidak membaca doa-doa terawangan, mata akan normal kembali.

Mau belajar ilmu Terawangan dan Meraga sukma? Silahkan Klik Halaman Meraga Sukma

IImu Khodam

Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimilikinya. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Ia berbeda dengan jin / setan, meskipun sama-sama berbadan gaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.

Belajar Komunikasi dengan khodam Klik Halaman Berteman Dengan Jin Muslim

IImu Permainan (Atraksi) 

Ilmu Atraksi Ini adalah ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas, ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas,dan air keras. Namun, ilmu ini tidak bisa digunakan untuk bertarung dalam keadaan yang sesungguhnya. Selengkapnya Tentang Ilmu Atraksi silahkan hubungi kami pada nomor mbk nayla : 0816577880

IImu Kesehatan

Termasuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernapasan), ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi biologis tubuh manusia.

Itulah enam jenis ilmu supranatural dalam aliran Islam kejawen. Semuanya merupakan ilmu yang berasal dari perpaduan antara nilai-nilai Islam dan budaya kejawen, sehingga dinamakan ilmu gaib Islam kejawen. Jika Kita mendalami ilmu-ilmu supranatural tersebut.

Maka kita akan mengetahui adanya unsur-unsur kejawen (misalnya ritual, laku puasa, tirakat, sesajen, dan lain-lain) serta nilai-nilai Islam (misalnya doa yang diambil dari al-Qur’an, shalat, puasa, dan lain-lain) dalam memperolehnya.

Demikian Info dari saya tentang Ilmu Supranatural islam kejawen, semoga memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum Wr, Wb.

Memahami Islam Kejawen – Akulturasi Budaya Islam dan Jawa

Islam Kejawen – Pada dasarnya, Islam tidak mengenal istilah atau ajaran kejawen. Secara bahasa maupun istilah, di dalam alOur’an dan Hadits tidak ditemukan penjelasan tentang kejawen. Banyak versi yang mengatakan kejawen muncul seiring dengan datangnya para wali (Wali Songo) ke Tanah
Jawa dalam rangka menyebarkan ajaran Islam.

Ketika itu, para wali melakukan penyebaran agama dengan cara yang halus, yaitu memasukkan unsur budaya dan tradisi Jawa agar mudah diterima serta dipahami masyarakat kala itu. Inilah, menurut sebagian kalangan, yang menjadi cikal bakal munculnya Islam kejawen.

Islam Kejawen adalah akulturasi kebudayaan Jawa dengan Agama Islam, sehingga pelaksanaan Ritual Jawa menggunakan Cara yang Islami.

Jawa dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa semasa zaman Hinduisme dan Buddhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran Islam di Jawa juga dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan aspek kejawen sebagai jalur perantara yang baik bagi penyebarannya.

Islam Kejawen Lahir Dari Para Wali

Oleh Wali Songo, unsur-unsur dalam Islam berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya Jawa, mulai dari pertunjukan wayang kulit, dendangan lagu-lagu Jawa, ular-ular (petuah berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang dikembangkan khususnya di Kerajaan Mataram (Yogyakarta / Surakarta).

Semua itu merupakan budaya kejawen yang diadaptasi ke dalam Islam. Dalam pertunjukan wayang kulit, yang paling dikenal adalah cerita tentang Serat Kalimasada (Iembaran yang berisi mantra / sesuatu yang sakral) yang cukup ampuh dalam melawan segala keangkaramurkaan di muka bumi.

Dalam cerita tersebut dikisahkan bahwa si pembawa serat itu akan menjadi sakti mandraguna. Tetapi, sampai menjelang akhir cerita, tidak ada tokoh yang tahu isi serat tersebut. Namun demikian, di akhir cerita, rahasia dari serat itu pun dibeberkan oleh sang dalang.

lsi Serat Kalimasada berbunyi, “Aku bersaksi tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad adalah utusan-Nya,” yang tak lain adalah isi dari kalimat syahadat. Salah satu contoh cerita wayang yang menarik adalah cerita Sunan Kalijaga dan Raja Puntadewa dari Amarta.

Suatu ketika, Sunan Kalijaga berjumpa dengan seseorang yang telah sangat uzur yang mengaku dirinya bernama Puntadewa. Orang tua itu telah jemu hidup dan mengaku sudah berusia berabad-abad serta tak bisa mati karena tidak seorang pun mau membacakan kalimat Serat Kalimasada yang dimilikinya. la lalu menanyakan kepada Sunan Kalijaga yang bijaksana, perihal jalan menuju kematian.

Sunan Kalijaga kemudian meneliti surat itu dan didapati bahwa isinya tak lain adalah kalimat syahadat, pengakuan iman orang Islam. Sunan Kalijaga pun membacakannya untuk Puntadewa, dan Puntadewa akhirnya bisa meninggal dengan damai, terbebas dari ikatan ketidaktahuan.

Nah, dengan reka yang halus tersebut, yaitu kesamaan antara bunyi kata “Kalimasada” dan kata Arab “kalimah syahadat”, orang Jawa membuat ikatan kesinambungan antara dua masa sejarah yang tampaknya berbeda, namun bagi mereka pada hakikatnya sama.

Dalam melakukan pertunjukan wayang pun, para wali selalu mengadakannya di halaman masjid, yang di sekelilingnya diberi parit melingkar berair jernih. Adapun guna parit ini tak lain adalah untuk melatih para penonton wayang untuk wisuh atau mencuci kaki mereka sebelummasuk masjid-simbolisasi dari wudhu yang disampaikan secara baik.

Baca Juga: Apa Itu Pusaka Dalam Budaya Kejawen

Lir-Ilir Salah Satu Tembang Islam Kejawen

Pada perkembangan selanjutnya, para wali juga menyebarkan lagu-Iagu bernuansa simbolisasi yang kuat. Salah satu lagu yang terkenal adalah karangan Sunan Kalijaga, yaitu lagu “Lir-Ilir”.

Memang, tidak semua syair menyimbolkan suatu ajaran Islam, mengingat diperlukannya suatu keindahan dalam mengarang sebuah lagu. Sebagian arti yang kini banyak digali dari lagu ini adalah sebagai berikut:

  1. Tak ijo royo-royo tak senggoh penganten anyar. Ini adalah sebuah deskripsi mengenai para pemuda.
  2. Cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekna kanggo seba mengko sore. Cah angon adalah simbolisasi dari manusia sebagai khalifah fil-ardh atau pemelihara alam bumi ini (angon bumi). Penekno blimbing kuwi mengibaratkan buah belimbing yang memiliki lima segi membentuk bintang. Kelima segi itu adalah pengerjaan rukun Islam (yang lima) dan shalat lima waktu. Lunyu-Iunyu penekno berarti tidak mudah untuk bisa mengerjakan keduanya (rukun Islam dan shalat lima waktu) dan jalan menuju ke surga memang tidak mudah. Adapun kanggo sebo mengko sore artinya untuk bekal di hari esok (kehidupan setelah mati).
  3. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Artinya, selagi masih banyak waktu selagi muda, dan ketika tenaga masih kuat, maka lakukanlah (untuk beribadah).

Sebenarnya, masih banyak penafsiran dari lagu “lIir-lIir”, namun secara umum sama, yaitu membumikan agama, mengajak beribadah dengan tidak lupa untuk tetap menyenangkan para pengikutnya yang baru. Dalam lagu-Iagu Jawa, ada gendhing bernama Mijil, Sinom, Maskumambang, Kinanthi, Asmaradhana, Megatruh, dan Pocung. Semuanya menceritakan perjalanan hidup seorang manusia.

  • Gending Mijil yang berarti keluar atau lahirnya seorang jabang bayi dari rahim ibu,
  • Sinom yang diartikan sebagai seorang anak muda yang bersemangat untuk belajar.
  • Maskumambang yang berarti seorang pria dewasa yang telah cukup umur untuk menikah atau Kinanthi yang berarti seorang wanita dewasa yang telah cukup umur untuk menikah. Proses berikutnya yaitu pernikahan atau katresnan antar keduanya (pria dan wanita dewasa) yang disimbolkan dengan Asmaradhana.
  • Hingga akhirnya, Megatruh (megat artinya bercerai atau terpisah, sedangkan ruh artinya roh atau jiwa seseorang). Megatruh ini merupakan proses sakaratul maut seorang manusia. Bagi umat beragama Islam, tentu dalam prosesi penguburannya, jenazah harus dikafani dengan kain putih, dan mungkin inilah yang disimbolkan dengan pocung (atau pocong).

Semua jenis gendhing ditata apik dengan syair-syair yang beragam, sehingga mudah dan selalu pas untuk didendangkan pada dasarnya. Selain itu, banyaknya filsafat Jawa yang berusaha diterjemahkan oleh para wali menunjukkan bahwa Wali Songo. Dalam mengajarkan agama, selalu dilandasi oleh budaya yang kental.

Hal ini sangat dimungkinkan, karena masyarakat Jawa yang menganut budaya tinggi akan sulit untuk meninggalkan budaya lamanya ke ajaran baru, walaupun ajaran tersebut sebenarnya mengajarkan sesuatu yang lebih baik.

Baca Juga: Sangkan Paraning Dumadi – Ilmu sangkan paraning dumadi

Beberapa Pendapat Tentang Islam Kejawen

Membahas keterkaitan antara kejawen dengan ajaran Islam, banyak tokoh yang berpendapat. Menurut Pakar Budaya, kejawen sangat berbeda dengan ajaran Islam. Istilah Islam kejawen muncul setelah para wali (Wali Songo) menyebarkan ajaran Islam. Mereka memasukkan unsur tradisi dan budaya untuk memudahkan penyebaran agama Islam.

Dalam pandangannya, kejawen dan Islam adalah wujud sinkretisasi yang pada akhirnya menjadi tradisi yang dijalankan oleh orang-orang Jawa hingga saat ini.

Beda dengan Pakar tadi, seorang ustadz yang memiliki perhatian khusus terhadap penyimpangan akidah, mengemukakan bahwa kejawen tidak jelas asalnya. Banyak yang mengatakan kejawen muncul pertama kali setelah datangnya Sunan Kalijaga ke Tanah Jawa.

Kala itu, Sunan menyebarkan agama lewat pementasa wayang dan seni tradisi masyarakat Jawa. Dari situ terdapat penyatuan tradisi budaya Jawa dan Islam, sehingga muncul istilah kejawen. Namun, penjelasan tersebut juga tidak banyak disediakan dalam literatur sejarah.

Lagi pula, ritual yang dilakukan masyarakat kejawen dalam aplikasi kehidupannya harus dilihat lebih dalam, karena dikhawatirkan menyimpang dari ajaran agama Islam.

Hukum Tentang Islam Kejawen

Dalam kaidah Islam, jika budaya itu berlangsung dan melanggar sisi tauhid, maka itu menjadi haram. Namun, jika budaya itu digunakan hanya sebatas praktik-praktik muamalah, maka itu dibolehkan.

Dengan demikian kita tidak perlu saling menyalahkan dan hanya melihat dari sebelah sisi saja. Kita Wajib Menjaga Keimanan kita serta menjaga warisan budaya agar tetap lestari. Demikian Ulasan Saya, semoga memberikan ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum Wr Wb.