Alam Mitsal adalah alam bentuk atau perwujudan tentang perencanaan perkembangan manusia, yang diungkapkan sebagai awal Mitsal bagi bentuk zat yang disucikan dengan makna al- Surah alThaniyyah dari al-Tanazzulat li’l Dhat (peninggalan bagi zat). Alam Mitsal terpadat pada Surah Jami al-Ashya al-Kawaniyyah (gambaran segala sesuatu di alam semesta), Surah alRahman (bentuk Rahman), Surah al-Haq (bentuk hak), Surahal-lilah (bentuk lIahi), Surah al-Wujud al-liahi (bentuk wujud lIahi), Surah al-Shu’un (bentuk keadaan), dan Surah al-Ula alZahirah al-Asma (bentuk utama zahir nama-nama).
Di dalam terjemahan Suluk Sujinah, ajaran martabat tujuh tersebut dapat dilihat dalam nukilan berikut:
Tersebutlah alam bertingkat Mitsal, wujud adam terjadinya alam jagad raya yang bersifat kalam, meski pengucap dan pencium, pendengaran dan penglihatan belum terbentuk semuanya. Calon terbentuknya, cerminan mulut, wujud mata, rasa kuping, dan penciuman yang berada dalam hidung.
Sementara itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati disuratkan sebagai berikut:
Kandil: artinya lampu tanpa api, diceritakan dalam Hadits berupa permata yang cahayanya berkilauan, tergantung tanpa kaitan, itulah keadaan Nur Muhammad, dan tempatnya semua ruh. Adalah hakikat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, yang menjadi bingkai atma dan menjadi tempatnya alam Mitsal.
Alam Mitsal adalah alam perencanaan tentang perkembangan manusia, di mana tiap diri insan ada di dalam ilmu Allah. Alam ini adalah alam ide dan merupakan perbatasan antara alam Arwah dan alam Jisim. Dan, alam Mitsal adalah sebagai awal wujud fisik manusia serta makhluk lainnya.
Baca Juga: Alam Arwah atau Alam Malakut Tingkatan Martabat Tujuh
Walau keadaannya sudah mempunyai sifat, bentuk, dan warna, tetapi belum bisa dikenali, baik secara batin maupun lahir. Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, disebutkan pula bahwa Kandil adalah tajjali Allah yang kelima.
Setelah Allah bertajjali dalam alam Ruh Idlafi, kemudian Dia ber-tajjali dalam alam Kandil, yang dalam tata bahasa mempunyai arti lampu. Angan-angan diibaratkan sebagai Kandil atau lampu yang tergantung tanpa kaitan. Bila dipersamakan dengan ajaran marta bat tujuh, Kandil digambarkan sebagai alam Mitsal nafsu atau Kandil merupakan tajjali ruh, karena menerima sinar dari suksma atau Ruh Idlafi.
Kandil juga digambarkan sebagai api yang berkobar di tengah lautan. Artinya, suatu keajaiban bila api dapat menyala di tengah-tengah lautan. Oleh karena itu, dalam martabat ini disebut Ayan Mukawiyah, karena telah benar-benar hidup keadaannya.
Dan, nafsu atau Kandil bermakna angkara yang terletak di luar suksma. Demikian Info tentang Alam Mitsal dalam Tingkatan martabat Tujuh. Mudah-mudahan memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.