Jenis-Jenis Rajah Pengasihan

Rajah Pengasihan – Berbicara tentang sebuah pegangan atau yang sering kita kenal dengan Jimat, tentu ada banyak kalangan yang belum tau tentang apa isinya jimat tersebut?. Kebanyakan sebuah jimat yang berbentuk gulungan, lipatan kulit, kertas, atau kain pasti berisi kumpulan rajah yang disatukan.

Nah, Apa Itu Rajah?

Rajah adalah kumpulan tulisan huruf, angka, simbol dan gambar tertentu. Serta pastinya hanya dimengerti oleh ahli hikmah dan perancangnya. Tulisan Rajah memiliki berbagai macam jenis, sesuai dengan fungsi atau kegunaan.

jimat

Azimat / Rajah bukan merupakan sebuah rangkain huruf atau tulisan yang ditulis di atas selembar kertas atau kain atau media lainnya. Akan tetapi rajah merupakan sebuah tulisan yang memiliki makna khusus yang mendalam . Setiap garis coretan, simbol, sandi sandi, gambar, huruf dan angka yang di dalamnya memiliki makna tertentu yang umumnya hanya dipahami oleh orang-orang yang mempelajari ilmu hikmah dan Guru Ilmu Hikmah.

Rajah sendiri mempunyai berbagai macam jenis bentuk dan manfaat. Salah satu rajah yang paling dicari adalah rajah pengasihan yang mempunyai banyak manfaat seperti untuk asmara dan kerezekian.

Lantas Apa Itu Rajah Pengasihan ?

Rajah Pengasihan merupakan jenis rajah yang memiliki manfaat khusus sebagai pengasihan. Rajah inilah yang paling banyak di cari orang untuk membantu memperlancarkan hajat mereka.

Berikut ini manfaat rajah pengasihan yang patut Anda ketahui;

  1. Meningkatkan pancaran kewibawaan pemakainya, sehingga akan lebih dihormati oleh banyak orang.
  2. Membantu Menundukkan hati wanita / pria yang dicintai dengan usaha Anda sendiri.
  3. Energi Rajah ini membantu Anda meningkatkan keberanian Anda untuk Menaklukkan hati pasangan yang kurang peka terhadap Anda
  4. Mengembalikan perasaan seseorang yang pernah mencintai
  5. Ketika Anda sudah menggunakan rajah pengasihan ini, setiap kepergian Anda selalu dirindukan dan kedatangan Anda di nantikan.
  6. Mengubah perasaan benci lawan jenis Anda menjadi cinta

Dan masih banyak manfaat serta khasiat rajah pengasihan yang bisa Anda rasakan. Namun, tidak menutup kemungkinan manfaat lain bisa Anda rasakan.

Jenis – Jenis Rajah Pengasihan

Berikut ini beberapa jenis rajah pengasihan yang dibedakan berdasarkan manfaat-manfaatnya.

1. Rajah Pengasihan Untuk Memikat Hati Lawan Jenis

Rajah ini mempunyai manfaat khusus sebagai sarana untuk memikat hati lawan jenis. Karena dalam perancangannya, sudah di tulis berbagai macam doa, simbol dan angka yang mempunyai daya pengasihan khusus untuk mengubah hati seseorang yang benci menjadi cinta kepada Anda.

2. Rajah Pengasihan Untuk Keharmonisan Rumah Tangga

Kemudian, rajah satu ini biasanya diletakan pada tembok kamar atau ruang tamu. Rajah ini mempunyai energi untuk meredam emosi yang timbul dalam rumah tangga seseorang. Pemakai sarana ini kebanyakan adalah para pasangan yang ingin mempunyai rumah tangga yang harmonis bebas dari pertengkaran.

3. Rajah Pengasihan Untuk Meningkatkan Kewibawaan

Nah, pada rajah ini. Motif tulisan rajah mengandung energi yang bisa membuat pemakainya mempunyai pancaran kewibawaan yang tinggi. Sarana ini biasanya digunakan oleh para pejabat, pemimpin dan orang yang ingin cepat naik jabatan.

4. Rajah Pengasihan Untuk Pelaris dagangan

Kemudian pada rajah selanjutnya adalah untuk pelaris dagangan. Rajah ini banyak dicari orang yang ingin usahanya ramai dan berkembang. Hal ini dikarenakan energi dari rajah ini mempunyai kemampuan untuk menarik pelanggan datang pada usaha Anda.

Itulah beberapa jenis rajah pengasihan yang ada di masyarakat. Semoga penjelasan diatas bisa membantu Anda dalam menentukan rajah mana yang cocok digunakan.

Sebenarnya, masih ada jenis rajah yang wajib anda ketahui. Jenis kali ini dibedakan berdasarkan materi dan motif yang terdapat pada rajah tersebut.

Rajah Pengasihan Berdasarkan Bentuk

Jenis rajah sendiri bisa dibedakan dari banyak aspek, mulai dari jenis bahan rajah, dan jenis motifnya.

Jenis Bahan

1. Media Kain suci

Penggunaan media ini banyak digunakan seseorang yang ingin merasakan manfaatnya dengan cepat. Untuk penerapanya, biasanya ditulis di baju, kain putih dan sebagainya.

2. Media Kulit Hewan

Untuk rajah pengasihan yang di tulis pada kulit hewan merupakan rajah yang paling kuat energinya. Kenapa? karena kulit hewan sendiri sudah memiliki daya magis luar biasa. Apalagi jika dikombinasikan dengan rangkaian rajah pengasihan. Contoh kulit yang paling dicari adalah dari kulit kijang, harimau dan kerbau landoh.

3. Media Benda Bertuah

Nah, untuk media satu ini penulisannya sedikit lebih susah. Karena media yang digunakan adalah benda bertuah, contohnya paku, patung, tasbih, cincin, gelang dan masih banyak lainnya. Untuk manfaatnya juga sangat besar, namun untuk mencari media ini yang sedikit susah.

4. Media Kertas

Kemudian, untuk media rajah yang satu ini sangat mudah di dapat dan cukup praktis. Rajah ini biasanya diberikan oleh guru hikmah kepada murid-muridnya yang mencapai ratusan. Kemudian, rajah dengan media kertas juga bisa dibuat oleh orang biasa, namun untuk segi energinya dan manfaat belum bisa dipastikan. Bisa jadi hanya berupa kertas bertulis rajah biasa tanpa manfaat.

Rajah Pengasihan

Jenis Motif

Didalam jenis rajah pengasihan, ada beberapa perbedaan motif atau rangkaian tulisan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh keahlian perancangnya, karena setiap guru hikmah pasti mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Contohnya ahli ilmu kebatinan dan ahli wirid.

1. Motif Kebatinan

Didalam motif ini perancangan rajah ditujukan agar pemakainya memiliki kemampuan kebatinan yang berhubungan dengan pengasihan. Biasanya rajah yang demikian akan menghasilkan hawa panas di sekitar tubuh.

2. Motif Wirid

Untuk motif rajah ini, ahli hikmah merancang rajah agar pemakainya memperoleh berkah layaknya orang yang sudah melakukan wirid panjang.

3. Motif Campuran

Nah, dalam motif yang satu ini merupakan gabungan antara banyak motif dalam satu tulisan rajah. Dipercaya banyak kalangan mampu menyimpan tuah yang lebih kuat daripada motif lainnya.

Itulah beberapa Jenis Rajah pengasihan yang perlu Anda ketahui. Dengan begitu, ketika Anda ingin mecari sebuah sarana rajah atau jimat pengasihan. Anda lebih mudah memilih sarana yang cocok bagi Anda.

Hukum Menggunakan Rajah

Mengenai hukum menggunakan rajah sebenarnya masih menjadi perbincangan banyak orang. Apalagi bagi orang awam yang fanatik tentu akan melarang penggunaan rajah pengasihan.

Padahal jika diteliti lebih jauh, penggunaan rajah ini diperbolehkan. Alasanya adalah isi dari rajah adalah rangkaian tulisan ayat-ayat ALLAH dan isinya pun doa-doa mahabbah.

NAMUN, Anda harus ingat bahwa menggunakan rajah bisa menjadi dilarang alias Haram, hal ini bisa terjadi jika Anda mempercayai bahwa semua manfaat berasal dari kekuatan selain Allah SWT.

Saran saya, silahkan niatkan dengan benar, gunakan juga dengan benar dan jangan takabur. Tetaplah meminta dan memohon kepada Tuhan agar semua masalah Anda cepat selesai.

Cara Mendapatkan Rajah Pengasihan

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang rajah pengasihan bisa Anda baca pada halaman Jimat & Rajah.

Atau jika Anda masih bingung silahkan konsultasikan masalah Anda pada Mbk Devi pada nomor +62816577880. InsyaAllah mbk devi bisa memberikan saran pada Anda untuk mencari seorang guru yang cocok.

Demikian penjelasan saya tentang jenis-jenis rajah pengasihan yang ada di Indonesia. Semoga dengan penjelasan ini bisa menjadi ilmu bermanfaat bagi kita semua. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pusat Jimat

Kajiman – Buah Pikir Masyarakat Jawa

Dengan adanya berbagai lapisan masyarakat Jawa, maka timbul hasil pikiran yang banyak. Namun hari beberapa hasil pikiran yang ada, semuanya dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kajiman, kanoman, dan kasepuhan.

Yang disebut sebagai kelompok adalah jalan pikiran yang ada di masyarakat Jawa. Dan ketiga aliran kepercayaan ini memang ciri khas dan perbedaannya sedikit saja, tetapi perbedaan-perbedaan itu jelas sekaIi nampak.

Aliran Ilmu Kejawen

Dari ajaran-ajaran dan pemahaman yang berlaku dalam masyarakat Jawa, maka dari sekian banyak aliran kepercayaan dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:

Kajiman

ilmu yang mempelajari keberadaan jin dan makhluk halus sebagai patrner (teman) kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu berbagai bentuk keperluan manusia. Manusia bisa dikatakan memperbudak makhluk halus bangsa jin dan setan.

Kanoman

ilrnu atau pemahaman yang mempelajari keberadaan makhluk halus bangsa jin yang bisa dimanfaatkan, kekuatan alam dari suatu benda, segala kekuatan yang memiliki sifat gaib.

Kasepuhan

ilmu atau pemahaman tentang keberadaan manusia secara utuh dan sempurna. Dalam pemahaman ini maka pelaku ditujukan untuk memiliki hidup yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan kehidupan sebelumnya.

Dalam pemahaman ilmu kasepuhan, maka pelaku dituntut untuk lebih sumeleh (pasrah) kepada Maha Pencipta.

Lantas, Kajiman Sesungguhnya Itu Apa?

Kajirnan adalah berasal dari kata ka-jim-an. Dalam tata bahasa Jawa, maka ·ka-(kata bend a)-an berarti sebuah kata sifat yang menunjukkan hubungan erat atara dua belah pihak. Kajiman sendiri merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari keberadaan makhluk halus bangsa jin sebagai mitra kerja manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.

Penerapan ilmu kajiman dalam masyarakat Jawa memang tak lepas dari keberadaan makhluk halus sebagai media dalam segala hal. Selain memahami keberadaan makhluk halus sebagai media dalam segala hal yang bersifat gaib, kepercayaan ini juga memahami keberadaan benda bertuah.

Posisi benda bertuah dalam aliran kepercayaan kajiman menjadi sebuah benda yang memang dianggap memiliki manfaat, tuah, makna, dan peranan penting.

Kajiman

lmu kajiman oleh sebagian besar penganut aliran kasepuhan dianggap sebagai ilmu “kanibal”, karena mempelajari dan memanfaatkan bangsa jin, tenaga dalam, benda bertuah, dan masih mempercayai adanya Tuhan.

Banyak masyarakat Jawa yang menggunakan makhluk halus sebagai media dan mempercayakan keberadaan manfaat benda-benda bertuah, tetapi tidak mengakui bahwa mereka berada dalam kepercayaan kajiman.

Baca Juga: Batu Bertuah Sebagai Sarana Keberhasilan Hajat

Hubungan Antara Manusia Dengan Mahluk Lainnya

Kajiman tidak bisa lepas dari hubungannya dengan makhluk halus. Bentuk dari makhluk halus  yang dimaksud adalah berbagai jenis, termasuk jin dan setan atau iblis.Bentuk dari hubungan yang dijalin oleh manusia dengan makhluk halus ini adalah bentuk sebuah kerja sarna. Makhluk halus dianggap sebagai pembantu manusia dan dianggap sebagai mitra kerja.

Jika membutuhkan suatu bantuan yang berbentuk kerjasama, maka sang ritualis memulai permohonan dengan menyajikan beberapa piranti (uba rampe) sebagai syarat utama dan mutlak diperlukan.

rscn1584
Sesaji adalah salah satu “ubo rampe” ilmu kajiman

Uba rampe (sesaji) ini memiliki fungsi sebagai makanan makhluk halus. Bentuk kerjasama ini tentunya merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan pada kedua belah pihak. Pihak manusia mendapat pertolongan dan pihak makhluk halus mendapatkan makanan berupa sesaji yang dipersembahkan.

Kajiman sebagai ilmu pengetahuan, merupakan sebuah wadah yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia gaib. Dalam pengertiannya, manusia akan menjadi salah satu anggota dari makhluk halus itu sendiri dan menjadi salah satu bagian dari makhluk halus.

Makhluk halus menjadi penjaga manusia Anggapan yang ada di dalam pikiran ritualis adalah dengan memiliki penjaga yang akan menjaganya, maka ia akan merasa lebih tenang”. Penjaga yang dimaksudkan menjaga dari segala kemungkinan adanya gangguan yang akan datang kepada manusia.

Pentingnya Khodam Penjaga dalam Aliran Kajiman

Untuk mengatasi hal-hal yang gaib, maka manusia  harus melakukannya dengan hal yang gaib pula. Untuk itulah manusia harus memiliki penjaga yang akan menjaganya dalam setiap tempat dan waktu.

Cara mengatasi suatu masalah yang dilakukan oleh makhluk halus dalam melayani majikannya, punya cara sendiri-sendiri. Cara satu makhluk haIus dengan makhluk halus lainnya memiliki perbedaan dan kesamaan.

mustika-ular

Makhluk halus yang berperan sebagai penjaga merupakan pemahaman pikiran yang menjadi dasar sebuah aliran kajiman. Disebut sebagai kajiman karena memiliki bentuk kerjasama dengan makhluk halus dalam bentuk bantuan. Dari pemahaman pikiran ini, kemudian ritualis ada yang menuntut adanya kekuatan gaib di dalam dirinya.

Orang yang menjalani ritual dan kepercayaan ilmu kajiman akan memasang kekuatan-kekuatan tersebut di dalam dirinya dan akan menjadikan diri ritualis sebagai tempat atau hunian dari makhluk halus yang dipercaya akan menjaganya.

Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan beberapa piranti sesaji yang dianggap perlu untuk mencapai keinginan. Benda bertuah sebagai susuk Ritualis yang mendalami ilmu kajiman tidak hanya 1 dalam lingkup ekonomi sedang saja, tetapi di kalangan elit pun masih ada yang menjalani ritual untuk mendapatkan ilmu tertentu yang ditujukan bagi keselamatan.

Baca Juga: Hukum Menggunakan Mantra Jawa dan Sesaji

Susuk Adalah Sarana Yang lahir dari Aliran Kajiman

Susuk adalah jenis benda bertuah yang dimasukkan ke dalam diri manusia sebagai penjaga dan benteng dari orang yang dipasanginya. Susuk bisa berupa berbagai benda yang memang dianggap dan dipercaya memiliki kekuatan jika dipasang pada diri manusia.

Cara yang dilakukan ini biasanya dapat dilihat dengan jelas pada saat pemasangan. Benda dipasang di bagian tertentu pada tubuh manusia hanya dengan menekanya ke kulit, maka benda tersebut seperti menghilang, dan memasuki bagian badan tersebut.

Fenomena sebenarnya yang terjadi adalah benda tersebut tidak masuk ke dalam badan manusia, tetapi hanya kekuatan gaibnya saja. Bisa dibayangkan jika benda tersebut berada dalam badan manusia, akan mengganggu beberapa fungsi tubuh.

Fenomena yang terjadi adalah: Benda tersebut merupakan benda bertuah. Di dalamnya terdapat makhluk halus yang menjadi penjaga benda bertuah yang disebut sebagai isi dari benda tersebut. lsi dari benda bertuah ini masuk ke dalam bagian yang telah ditentukan oleh pemasang susuk. Kemudian benda sebagai susuk berada di bawah kekuasaan makhluk halus tersebut.

Untuk rnelepaskan susuk ini dibutuhkan sebuah kernarnpuan yang berada di atas kernarnpuan rnakhluk halus yang rnenjadi isi dari benda tersebut. Susuk yang paling sering dipasang antara lain berbentuk benda sebagai berikut:

  1. Samber iler (digunakan sebagai susuk untuk pernikat lawan jenis)
  2. Intan (digunakan untuk rnernberikan kekuatan kekebalan)
  3. Logam tertentu (digunakan untuk kekebalan)
  4. Emas (pengasihan)
  5. Dan masih banyak lainnya

Keberadaan ilmu Kajiman Kajiman adalah jenis pengetahuan yang sering diartikan sebagai jalan pikiran rnanusia untuk rnenguasai sebuah ilrnu yang berhubungan dengan rnakhluk halus. Dalarn dunia spiritual orang Jawa, maka keberadaan jalan kajirnan ini disebut sebagai sebuah cara untuk rnendekatkan diri dengan hal-hal yang bersifat halus.

batu-sulaiman

Ilrnu kajiman bisa dikatakan ada sebelurn bangsa Indonesia rnengenal adanya agarna, tetapi telah rnengenal adanya kepercayaan-kepercayaan (polytheisrne). Dalarn kepercayaan ini, adanya kekuatan gaib yang rnenguasai suatu daerah dianggap sebagai Tuhan, sedangkan jurnlah dari Tuhan itu sendiri adalah banyak. Namun Ini adalah Salah besar menurut saya, itu menurut saya.

Baca Juga: Kejawen Bukan Sebuah Agama

Kepercayaan yang ada dalarn pikiran rnanusia  pada jaman dahulu rnernang tidak diragukan lagi terhadap makhluk halus dan benda-benda yang dianggap bertuah. Seperti di Jawa, maka kepercayaan terhadap makhluk halus dan beberapa benda bertuah hingga saat ini masih dianggap sebagai kepercayaan atau aliran kepercayaan kejawen. Pada dasarnya pendapat tersebut masih kurang lengkap dan masih menggunakan pandangan sempit.

Kajirnan merupakan salah satu budaya yang memang menjadi bagian dari Kejawen, tetapi lingkupnya tidak hanya berada di lingkungan suku Jawa saja. Banyak suku lainnya yang menggunakan sistem belajar untuk menguasai kekuatan gaib dengan jalan yang sama.

Pada jaman sekarang, kepercayaan ini disebut sebagai kepercayaan terhadap jin, setan, atau makhluk halus yang menghuni atau menguasai suatu tempat. Namun ada kalanya makhluk halus tersebut berada dalam suatu benda atau di dalam benda bertuah.

Ciri-Ciri Ilmu Kajiman

Lingkup ilmu kajiman Kajiman adalah jenis aliran yang memahami keberadaan  jin atau makhluk halus sebagai titik akhir dalam pencarian kemampuan. Dalam hal ini untuk mencari kemampuan dalam aliran kajiman, akan selalu bergelut dan berhubungan dengan makhluk halus.

edit-1
Ritual Untuk Mendengarkan Suara Mahluk dan Alam Semesta

Dalam penerapan kajiman yang sebenarnya, lingkup yang ada dalam ilmu kajiman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Ada pendapat bahwa keberadaan makhluk halus yang akan memberikan kemapuan. Karena ilmu kajiman melibatkan diri manusia dengan makhluk halus, maka saat pengucapan mantera, doa, atau sejenisnya  Penguasaan ilmu kajiman akan mudah dipelajari dan memakan waktu yang singht dalam penguasaannya. Hal ini dikarenakan bagi makhluk halus yang dipuja akan memberikan kemampuan atau kekuatan secara cepat, apalagi jika didukung dengan sesaji yang lengkap dan berkelas.

Baca Juga: Macam-Macam Ilmu Supranatural Islam Kejawen

Kemampuannya terbatas dan memiliki jangkauan yang terbatas pula. Kemampuan yang dimiliki o leh orang yang menguasai ilmu kajiman memiliki batas, yaitu dapat dikalahkan oleh orang yang memiliki  kemampuanmengalahkan jin, contohnya menggunakan ajian Kulhu Geni.

Itulah informasi seputar ilmu Kajiman, semoga Anda bisa mengambil hikmah ilmu ini dengan bijak. Dan pesan saya, jangan menilai segala sesuatu hanya dengan satu sudut pandang saja. melainkan pandanglah dengan banyak sudut pandang.

Dengan begitu Anda bisa menemukan Arti yang hakiki. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya.

CATATAN: Semua artikel yang saya sampaikan diatas semata-mata hanya sebagai ilmu pengetahun saja. Dan, saya tidak menyarankan Anda untuk mengikuti atau mempraktekan semua apa yang saya sampaikan. Namun, jika Anda tidak keberatan silahkan saja.

Dan ketika Anda mendapatkan kesalahan pembelajaran atau salah langkah, saya tidak berkenan membantu Anda. Semoga Apa yang saya sampaikan pada catatan ini bisa Anda fahami.

Perkembangan Aliran Islam Kejawen

Aliran Islam Kejawen – Aliran ini merupakan hasil alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh syubur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional).

Sebelum islam masuk, masyarakat jawa memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Nah, setelah islam masuk khususnya pada zaman Walisongo. Para penyebar ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.

Aliran Islam Kejawen

Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.

Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung.

Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan.
Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.

Bagaimana kita menyikapi Aliran Islam Kejawen ini?

Mungkin Anda pernah mendengar kalau mempercayai aliran kejawen adalah musyrik. Nah, sekali lagi saya tekankan. Aliran kejawen bukanlah agama, melainkan tradisi atau budaya masyarakat jawa tentang tata cara menghormati alam dan Tuhan.

Oleh karena itu, Anda tentu faham mana yang baik dan buruk. Semoga dengan pemikiran yang benar anda akan menemukan mana yang bermanfaat bagi Anda.

Untuk Anda yang masih bingung silahkan ajukan pertanyaan pada halaman Tanya Jawab

Sangkan Paraning Dumadi – Ilmu sangkan paraning dumadi

Sangkan Paraning Dumadi adalah ilmu yang menjelaskan tentang Tujuan dan Kemana nantinya manusia berakhir. Dalam hidup ini, manusia-khususnya masyarakat Jawa senantiasa diingatkan untuk memahami filosofi kejawen, sangkan paroning dumadi. Apa sebenarnya makna dari sangkan paroning dumadi itu? Tidak banyak orang yang mengetahuinya. Padahal, jika kita belajar tentang Sangkan Paraning Dumadi, maka kita akan mengetahui ke mana tujuan kita setelah hidup kita berakhir.

Sangkan Paraning Dumadi

Apakah ilmu Sangkan Paraning Dumadi itu?

Sangkan paran adalah pengetahuan tentang dari mana kita berasal dan ke mana tujuanmu nanti. Lebih mudahnya adalah ilmu  tentang jalan pulang. Di mana rumah asalmu sebenarnya, maka ke sanalah kita akan pulang. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiap-tiap apa yang berasal akan kembali ke asal itu.

Tubuh Manusia terdiri dari dua unsur, jasmani sebagai badan dan rohaniah sebagai isi. Ibarat sangkar dengan burungnya, jika sangkar sudah rusak maka burung akan terlepas. Unsur Jasmani dan rohanimu mempunyai asal masing-masing dan jalan pulang sendiri-sendiri.

Jasmani (jasad)

Jasmani diciptakan dari unsur alam yaitu Tanah (bumi), udara (angin), api (panas), dan air. Karena asalnya dari bahan sari pati alam, maka kelak akan kembali ke alam lagi. Yang tanah kembali kepada tanah, yang angin kembali kepada angin, yang api kembali kepada api, dan yang air akan menyatu kembali kepada air.

Jika diurutkan adalah demikian. Sari pati tanah, udara, panas, dan air diisap oleh tumbuhan, kemudian diproses menjadi sari makanan. Tumbuhan tersebut ada yang dimakan hewan dan ada pula yang dimakan langsung oleh manusia. Hewan yang memakan tumbuhan itu pun akhirnya dimakan manusia. Akhirnya, sari pati makanan yang berasal dari unsur alam tersebut diproses dalam diri manusia laki-Iaki menjadi air mani. Sedangkan, pada manusia perempuan diproses menjadi sel telur. Dari pertemuan antara air mani lelaki dan sel telur perempuan itulah, kemudian berubah menjadi tubuh jabang bayi.

Sangkan Paraning Dumadi

Semua proses itu terjadi karena kekuasaan dan kehendak Tuhan. Bayi tumbuh menjadi dewasa, tua, kemudian mati. Bahkan, perkara mati ini ada yang mati waktu bayi, waktu remaja, maupun sudah tua. Itu semua terserah pada ‘jangka-Nya’ terhadap masing-masing individu. Ketika manusia mati, tubuhnya ditinggalkan di alam dunia ini lagi.

Bagi yang beragama Islam, jasadnya dikubur di dalam tanah. Dengan berlalunya waktu, jasad di dalam tanah akan hancur, kecuali orang-orang khusus yang ditakdirkan Allah jasadnya tetap utuh.

Bagi yang jasadnya hancur, akhirnya akan menjadi sari pati tanah lagi. Sari pati tanah diisap lagi oleh tetumbuhan menjadi sari pati makanan. Sari pati makanan dimakan manusia lagi yang kemudian berproses menjadi air mani lagi bagi pria dan sel telur bagi wanita. Ketika terjadi pertemuan air mani dan sel telur, dengan kuasa-Nya, terciptaiah jabang bayi lagi.

Dan proses tersebut akan berlangsung sampai hari kiamat nanti. Itulah kekuasaan Allah Sang Pencipta Alam.

Hal tersebut akan terjadi terus-menerusdi dalam alam semesta sampai pada batas waktu yang ditetapkan-Nya. Itu akan menjadi ‘cokromanggilingan‘, berputar terus sesuai dengan hukum alam. Itulah jasmani Kita.

Rohani (ruh)

Unsur rohani adalah diri Kita yang sejati dengan beberapa pelengkap. Karena secara rohani, di sana terdapat diri kita yang sejati yang dilengkapi akal dan nafsu. Yang mana diri kita ini? Kita adalah yang sebenarnya ‘merasa’ bisa melihat, mendengar, dan merasa-merasa yang lainnya.

Diri Kita adalah kita yang bisa bermimpi kala tidurmu. Kita adalah yang ‘merasa’ dan yang bisa ‘menyadari’ akan kesadaran sendiri. Jadi, kita yang sejati adalah yang mempunyai kesadaran itu. kita adalah kita yang sadar atas diri sendiri.

Sangkan Paraning Dumadi

Ingat, ketika kita tidur satu turon (tempat tidur) dengan istrimu. Kemudian, kita bermimpi dikejar anjing. kita lari digigit anjing dan menjerit. Lalu, tiba-tiba kita bangun langsung marah-marah kepada istrimu, kenapa ia tidak menolongmu. Jelas ditertawai oleh istrimu. Lha wong istrimu tidak tahu kalau kita digigit anjing, bagaimana cara ia menolongmu? Menurut istrimu, setahunya Anda malah tidur lelap.

Nah, yang tidur lelap itu adalah raga Kita. Sedangkan, yang merasakan sakit digigit anjing saat kita bermimpi, itulah dirimu yang sebenarnya. Karena, itulah kesadaranmu. Sekali lagi, kesadaranmu itulah hakikat dirimu.

Baca Juga: Alam Insan Kamil Martabat tujuh

Nah, sekarang kesadaran Anda sehari-hari  lebih banyak di mana?.

Apakah pada keinginan-keinginan atau nafsumu? Atau, pada akal semata yang terkadang justru bisa akal-akalan, mengakali, dan mencari pembenar sendiri? Atau, justru bisa bertempat pada sang ruh, sedangkan ruh itu adalah wilayah al ‘amr Tuhan, asal dari alam ‘perintah’-Nya.

Ruh memang sejatinya hanya miliki Allah semata dan Dia-lah yang menjaganya. Hal ini bisa kita lihat pada kondisi tertidur. Dalam tidur ruh kita diambil sementara, kemudian dikembalikan saat kita terbangun. Itulah Kuasa Allah.

Tujuan Kita Di Dunia

Ingat Jika kesadaranmu dibelenggu nafsu, maka kesadaranmu juga tidak bisa ikut ‘pulang’. Karena, ‘pulang’ itu tidak usah menunggu ketika kamu mati. Kamu bisa mati sakjeroning urip, mati di dalam hidup. Jadi, jalan pulang itu adalah jalan yang mulai ditapaki sejak sekarang. Sejak kamu ada di dunia gumebyar ini, kamu sudah diseru untuk pulang. Untuk senantiasa kembali kepada-Nya Tempat terakhirmu.

Untuk Kembali butuh suatu Bekal

Bekalnya adalah rasa rela atau senang. Kepada siapa? ya, rela atau senang kepada -Nya. Rindu dan cinta akan Dia. Rela dan senang untuk kembali kepada-Nya. Dan, pegangannya adalah dengan bersandar pada welas asih-Nya (bersandar pada sifat Rahman dan Rahim-Nya). Karena, memang itu adalah sifat dari pekerti-Nya.

Kalau sudah begitu, maka Kita tinggal di dunia harus bersedia dipakai oleh-Nya untuk menebarkan kasih sayang kepada alam. Meneruskan misi sang Nabi Panutan, rahmatan lil ‘alamin, Memayu hayuning buwonoMenebarkan kesejahteraan dan kedamaian di alam.

Karena itu, ada sebagian orang yang menyebut pengetahuan tentang hal ini dengan ilmu Sangkan Paraning Dumadi. Ada yang mengidentikkan dengan ilmu ‘inna lillahi wa inna ilaihi rojii’un. Dan, ada pula yang menyebutnya dengan ilmu sastro jendro hayuningrat pangruwating diyu.

Sastro adalah ilmu, jendro adalah adiluhung, hayuning adalah membangun, sedangkan rat adalah jagad. Jadi, makna ilmu sastro jendro hayuningrat pangruwating diyu adalah ilmu untuk membangun jagad.

Jagad siapa?

ya, jagad si manusianya itu sendiri. Sementara itu, pangruwat artinya perbaikan atau pemulihan, dan diyu artinya raksasa.

Memperbaiki raksasa siapa?

Ya, raksasa si manusia itu sendiri. Ingat, dalam hatimu itulah, semuanya berada. Ada malaikat, ada widodari, ada widodoro. Ada jin setan priprayangan gendruwo ilu-ilu banaspati engklek-engklek waru doyong.

Hatimu adalah jagadmu, karena itu harus dibangun, dibersihkan, dan diruwat. Kalau sudah diruwat dan bisa berjalan pulang, maka biarkan Dia yang Maha Welas Asih yang bertahta di hatimu.

Ingat-ingatlah kata-kata ini

Langit tidak akan cukup luas untuk Dia, bumi juga terlalu sempit untuk-Nya. Namun, hati manusia Insan al kamil bisa menjadi ‘tahta’-Nya.

Dengan begitu bisa saya simpulkan bahwa yang dimaksud sangkan paraning dumadi adalah ajaran tentang tempat asal dan kembalinya manusia.

Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati, yen siro ora ngerti sampurnaning urip 

(mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna, jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna).

Demikian penjelasan saya tentang ilmu Sangkan Paraning Dumadi , semoga memberikan Anda ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Wassalamualaikum Wr Wb.

Alam Ajsam Atau Alam Jasmani Dalam Martabat Tujuh

Alam Ajsam Atau Alam Jasmani Dalam Martabat Tujuh

Alam Ajsam atau alam jasmani adalah alam dimana berada segala tubuh, rupa tubuh, insan, dan rupa kalbu serta roh manusia. Alam ini juga disebut sebagai bagian dari al-Tanazzulat Lil’i- Dhat (peninggalan bagi zat), Alam al-Mahsus (alam rasa), Akhir al-Tanazzulat li’l Dhat (akhir peninggalan bagi zat), Alam al-Sufliyyah (alam dunia), al-Anam (manusia), al-Ajsam (jasmani), al-Shahadah (nyata), al-khalq (manusia).

Di dalam terjemahan Suluk Sujinah, ajaran martabat tujuh yang keenam ini dapat dilihat pada nukilan berikut:

Alam Acesan wujudnya itu dipenuhi badan halus semuanya. Tidak ada batasnya, karena Itu dasar sifatnya. Memang begitu kenyataannya yang disebut jisim nama wujud. Alam ini masih dalam keadaan gaib. Belum lahir wujudnya. Dan, setelah lahir disebut dengan Insan Kamil. Itulah namanya Rasul Allah.

Sementara itu, di dalam terjemahan Serat Wirid Hidayat Jati disuratkan sebagai berikut:

Dharah artinya permata. Tersebut dalam hadits mempunyai sinar beraneka warna, kesemuanya ditempati malaikat. Itulah hakikat budi, yang diakui sebagai perhiasan Dzat. Dan, merupakan pintu atma. Dharah menjadi tempatnya alam Ajsam.

Dalam Suluk Sujinah, alam Acesan adalah tajjaLi Allah yang keenam. Alam Acesan, di dalam martabat tujuh, dipersamakan dengan ajaran alam Ajsam. Alam ini adalah tajjali dari alam Mitsal. Wujud alam Acesan berbentuk segi empat yang dihuni oleh jasmani dalam bentuk hal usalam ini teramat luas, sehingga tidak diketahui di mana batas-batasnya.

Yang mengetahui luas serta batas-batasnya hanyalah Allah Yang Maha Mengetahui. Meski wujudnya dalam keadaan gaib, tetapi alam ini sudah menampakkan bentuk lahir yang ketiga, yaitu wujud yang sudah dapat diindra. Sebab, dasar sifatnya adalah jisim atau tubuh dalam bentuk wadag.

Baca Juga: Alam Mitsal Atau Alam Wujud Martabat Tujuh

Sedangkan, Serat Suluk Hidayat Jati menyebutkan bahwa tajjali Allah yang ke enam disebut dengan Dharah, yang memiliki arti permata. Diceritakan bahwa permata tersebut mengeluarkan cahaya atau sinar yang beraneka warna, di mana setiap warnanya ditempati oleh malaikat yang menjaga pancaran dari sinar tersebut. Dan, disebutkan juga bila hakikat dari Dharah adalah budi, di mana budi dijadikan sebagai perhiasan zat.

Demikian Info dari saya, semoga dengan mengetahui Alam Ajsam yang merupakan tingkatan ke enam dalam martabat tujuh, Anda akan mendapatkan info yang bermanfaat. Insya Allah.

Alam Mitsal Atau Alam Bentuk Martabat Tujuh

Alam Mitsal Atau Alam Bentuk Martabat Tujuh

Alam Mitsal adalah alam bentuk atau perwujudan tentang perencanaan perkembangan manusia, yang diungkapkan sebagai awal Mitsal bagi bentuk zat yang disucikan dengan makna al- Surah alThaniyyah dari al-Tanazzulat li’l Dhat (peninggalan bagi zat). Alam Mitsal terpadat pada Surah Jami al-Ashya al-Kawaniyyah (gambaran segala sesuatu di alam semesta), Surah alRahman (bentuk Rahman), Surah al-Haq (bentuk hak), Surahal-lilah (bentuk lIahi), Surah al-Wujud al-liahi (bentuk wujud lIahi), Surah al-Shu’un (bentuk keadaan), dan Surah al-Ula alZahirah al-Asma (bentuk utama zahir nama-nama).

Di dalam terjemahan Suluk Sujinah, ajaran martabat tujuh tersebut dapat dilihat dalam nukilan berikut:

Tersebutlah alam bertingkat Mitsal, wujud adam terjadinya alam jagad raya yang bersifat kalam, meski pengucap dan pencium, pendengaran dan penglihatan belum terbentuk semuanya. Calon terbentuknya, cerminan mulut, wujud mata, rasa kuping, dan penciuman yang berada dalam hidung.

Sementara itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati disuratkan sebagai berikut:

Kandil: artinya lampu tanpa api, diceritakan dalam Hadits berupa permata yang cahayanya berkilauan, tergantung tanpa kaitan, itulah keadaan Nur Muhammad, dan tempatnya semua ruh. Adalah hakikat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, yang menjadi bingkai atma dan menjadi tempatnya alam Mitsal.

Alam Mitsal adalah alam perencanaan tentang perkembangan manusia, di mana tiap diri insan ada di dalam ilmu Allah. Alam ini adalah alam ide dan merupakan perbatasan antara alam Arwah dan alam Jisim. Dan, alam Mitsal adalah sebagai awal wujud fisik manusia serta makhluk lainnya.

Baca Juga:  Alam Arwah atau Alam Malakut Tingkatan Martabat Tujuh

Walau keadaannya sudah mempunyai sifat, bentuk, dan warna, tetapi belum bisa dikenali, baik secara batin maupun lahir. Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, disebutkan pula bahwa Kandil adalah tajjali Allah yang kelima.

Setelah Allah bertajjali dalam alam Ruh Idlafi, kemudian Dia ber-tajjali dalam alam Kandil, yang dalam tata bahasa mempunyai arti lampu. Angan-angan diibaratkan sebagai Kandil atau lampu yang tergantung tanpa kaitan. Bila dipersamakan dengan ajaran marta bat tujuh, Kandil digambarkan sebagai alam Mitsal nafsu atau Kandil merupakan tajjali ruh, karena menerima sinar dari suksma atau Ruh Idlafi.

Kandil juga digambarkan sebagai api yang berkobar di tengah lautan. Artinya, suatu keajaiban bila api dapat menyala di tengah-tengah lautan. Oleh karena itu, dalam martabat ini disebut Ayan Mukawiyah, karena telah benar-benar hidup keadaannya.

Dan, nafsu atau Kandil bermakna angkara yang terletak di luar suksma. Demikian Info tentang Alam Mitsal dalam Tingkatan martabat Tujuh. Mudah-mudahan memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.

Alam Arwah atau Alam Malakut – Tingkatan Martabat Tujuh

Alam Arwah atau Alam Malakut – Tingkatan Martabat Tujuh

Alam Arwah disebut juga dengan Alam Malakut yaitu alam al-Arwah (alam ruh) yang hampa bagi manusia. Alam ini dihuni oleh para Jin dan Malaikat, yang juga dinamakan sebagai alam al-Malakut al-Adna (alam yang terdiri dari akal dan jiwa yang rendah), awwal al-Tanazzulat li’l-Dhat al-Mujarrad al-Basit (alam peninggalan terhadap kehampaan yang menengah), serta al-Martabat al-Imkaniyyah (marta bat kekuatan).

Alam ini juga biasa disebut sebagai alam al-Af’al (alam perbuatan Allah), al-Ta-thirat (alam kenyataan), alam Ghayb (alam gaib), alam al-Amr (alam yang diciptakan Allah tanpa perantara), dan al-Ashya al-Kawiyyah (segala sesuatu di alam semesta).

Hal tersebut tersurat secara jelas di dalam Suluk Sujinah, seperti versi terjemahannya berikut:

Hakiki alam arwah dimulai dengan wujud nurani yang disebut af’al, yang sifatnya kudrat kuasa. Zat Nur Muhammad yang agung mendahului namadan penciptaan arwah. Nur Muhammad juga dinamakan rasa. Hakikatnya adalah Rasul Allah, yang sudah menyatu, tunggal. Yang mana, hakiki Muhammad. Ketahuilah oleh kamu dengan jelas bahwa nama Muhammad ada dalam kesatuan atau ketunggalan dengan Allah. Itulah hakikat yang sesungguhnya, dan kemudian bernama Nabi Muhammad. Mengenai kejadian terbentuknya Nur Muhammad, hendaknya dimengerti yang wujud, khayal, dan hak. Jangan sembrono. 

Sementara itu, Serat Wirid Hidayat Jati menyebutkan dalam versi terjemahan sebagai berikut:

Ruh Idlafi, artinya nyawa yang jernih. Diceritakan dalam Hadits berasal dari Nur Muhammad. Itulah hakikat suksma yang diakui keadaan Zat, yang merupakan af’al atma, menjadi tempatnya alam Arwah. Oalam martabat ini ditandai dengan keberadaan al-Arwah dalam bentuk jamak. Sejatinya, semua ruh dibentuk dan berasal dari alam al-Arwah.

Alam al-Arwah yang berwujud nurani adalah alam yang diciptakan oleh Allah tanpa perantara. Allah menciptakan melalui perbuatanNya sendiri yang disebut dengan af’al-Allah menciptakan al-Arwah dari uap pilihan yang bersumber dari Jauhar. Di samping itu, al-Arwah dibentuk oleh nur, sifat kebakaan, hayat, ilmu, dan dari alam Uluwwi.

Tentang alam al-Arwah, tak ada sesuatu yang mengetahui keberadaannya. Kerahasiaan dan keberadaan alam al-Arwah hanya Tuhan yang bisa menyingkap tabirnya. Sebab, jika tidak dirahasiakan, maka sujudlah semua kafir kepada-Nya, karena semua makhluk hidup yang ada berasal dari alam Uluwwi yang hakikatnya adalah murni.

Dengan kata lain, al-Arwah berasal dari Zat Hak Ta’ala. Intinya, di dalam alam ruh al-Arwah, semua arwah terjadi dari padanya, di mana wujudnya masih dalam bentuk kejamakan. Di dalam alam ini belum ada individualisasi kehidupan bagi makhluk. Oleh karena itu, segala bentuk kehidupan, baik malaikat, manusia, hewan, maupun tumbuhan berasal dari alam al-Arwah.

Tingkatan Alam Arwah

Tingkatan alam arwah digolongkan dalam empat kelompok, yakni:

  • Ruh Namiya,
  • Ruh Mutaharrika,
  • Ruh Natika,
  • dan Ruh Kudus.

Ruh Namiya adalah ruh yang membentuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Tugasnya ialah memelihara dan menumbuhkan.

Ruh Mutaharrika adalah ruh yang kelak bersemayam dalam diri manusia dan hewan. Ruh Mutaharikka juga disebut sebagai ruh hewani, sebab semua hewan bergerak karenanya. Sementara,

Ruh Natika yang disebut juga sebagai ruh insani adalah pencipta dan penggerak kehidupan man usia. Ruh Natika berasal dari alam Amr, tempat asalnya ruh dan nafsu yang merupakanpralambang dari Adam dan Hawa.

Sedangkan, yang disebut dengan Ruh Kudus adalah fa’id nur zat Allah, ruh yangmerupakan penggerak bagi semua nabi dan rasul yang bersifat mukjizat dan keramat. Disebut fa’id nur zat Allah karena ruh tersebut terbuat dari cahaya pilihan.

Sehingga, manusia-manusia tersebut paham dan mengetahui berbagai hal yang tersembunyi (yang bersifat batin), sebab jiwa mereka tidak terpengaruh atau terbebas dari hal-hal yang bersifat batil. Alam Arwah terbentuk dari tajjali dan penyinaran dari Nur Muhammad dari Zat lIahi. Dalam alam kabir tersebut, alam besar, Nur Muhammad menerangi segala alam serta nur semua makhluk Allah yang hidup dan bergerak.

Baca Juga: Martabat Wahadiyah Tingkatan Martabat Tujuh

Nur tersebut meliputi alam. Tiada satu daerah pun yang tidak dilingkarinya. la yang memelihara alam dan melingkarinya. Nur Muhammad yang juga hakikat rasa, adalah wali Allah, dan keduanya tak dapat dipisahkan. Keduanya dalam bentuk nama yang berbeda, namun hakikatnya adalah kesatuan Nya. Keduanya ada dalam kesatuan.

Demikian Penjelasan saya tentang Alam Arwah dalam tingkatan martabat tujuh. Semoga dapat memberikan Anda ilmu yang bermanfaat, wassalam.

Martabat Wahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahadiyah adalah Wahadiyah atau yang biasa diungkapkan dengan kata-kata A’yan Thabitah (realitas-realitas terpendam). Pada tingkatan ini, Zat-Nya ber-tajjali lewat nama-namaNya yang dikenal dengan Asma’ul Husna, di mana Tuhan mulai muncul dalam al-A’yan Thabitah atau realitas-realitas terpendam yang sudah tidak mengandung kejamakan.

Di sini, segala sesuatu yang terpendam sudah dibedakan dengan tegas dan terperinci, meskipun Zat-Nya belum muncul dalam wujud kenyataan. dalam Serat Wirid Hidayat Jati tertulis, “Miratul Haya’i, artinya kaca wara’i. Diceritakan di dalam Hadits, bila alam tersebut terdapat di depan Nur Muhammad. Itulah hakikat pramana, yang disebut rahsa zat, sebagai asmanya atma dan menjadi tempatnya alam wahadiyah.

Martabat Wahadiyah Tentang Syahadat dan Asmaul Husna

Di dalam Martabat Wahadiyah, Allah berada dalam kesejatian-Nya yang dikenal dengan ucapan Tiada Tuhan selain Allah. Persaksian eksistensi-Nya adalah hal yang berada dalam kedudukan yang tertinggi. Wujud Tuhan masih dalam kekosongan yang mutlak, meski Allah sudah mulai memberikan pengetahuan lewat nama-nama-Nya satu per satu.

Dalam kalimat persaksian tersebut, keluhuran-Nya terbagi dalam dua pengetahuan. Persaksian yang pertama mengandung syahadat tauhid, sedangkan yang kedua adalah syahadat rasul. Pengertian syahadat tauhid berbunyi, ‘Ashadu ala iIIaha iIIallah’, yang bermakna saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Kalimat ini sering disebut dengan kalimat takwa. Allah adalah al-Falakiyyah al-Huliyyah, yaitu, eksistensinya berada dalam tahap tertinggi. Dia adalah kehidupan yang tertinggi.” Masih menurut Serat Wirid Hidayat Jati, tajjali Allah yang ketiga adalah Mir’atul Haya’i yang tercipta dari alam Nur Muhammad. Maka, dalam alam Mir’atul Haya’ i yang dipersamakan dengan pramana, sir, atau rahsa disebut juga sebagai tajjali dari alam Nur Muhammad.

Pramana atau sir adalah suatu zat yang berada di dalam tubuh manusia. Zat tersebut tiada turut bersedih, susah, makan dan minum, ataupun segala kegiatan yang berwujud fisiko Makanan danminuman utama pra,,?ana adalah dzikir atau menciptakan rasa ingat kepada Allah dengan melakukan doa-doa atau halhal yang bersifat religius.

Baca Juga: Martabat Wahidiyah Tingkatan Martabat Tujuh

Pada dasarnya, fungsi utama pramana di dalam tubuh adalah untuk menegakkan jasmani. Jadi, apabila pram ana berpisah dengan tubuh, maka tubuh akan menjadi lemah dan lemas, tidak berdaya apa-apa. Hal ini disebabkan pramana adalah rahsa zat, dan pramana mendapat hidup dari Nur Muhammad yang dijadikan sebagai perantaranya hayyu.

Demikian penjelasan saya Martabat Wahadiyah, semoga dapat memeberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.

Martabat Wahidiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahidiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahidiyah adalah Wahidiyah atau al-Wahdah, yaitu al-Ta’ayyun Awal. martabat kedua adalah Wahdah. Nama-nama sifat yang awal diuraikan. Awalnya, ruh yang akan menguraikan nama-nama roh yang wujudnya masih dalam bentuk hak.

Dan, cahaya-Nya dinamakan Nur Muhammadiyah. Wujud ilmu dari nur adalah ibadah pengetahuan yang sejati yaitu dalam tingkatan Wahdah. Pangeran, Allah, dalam wujud yang jamak, tetapi diri-Nya adalah Semuanya. Tak ada Pangeran selain Allah, Dia hanya Allah yang tunggal wujud-Nya. Dia yang memberikan penghidupan. Dia yang menjadikan sesuatu.

Nah, sementara ruh adalah lambang pertama yang mendahului segala penciptaan-Nya. Ruh dalam tingkatan ini bersifat al-Ruh, yaitu ruh yang universal atau ruh dalam kejamakan-Nya. Tuhan menciptakan hakikat Muhammadiyah ibarat penciptaan-Nya terhadap pena yang agung, yaitu al – Qalam al-Ala.

Ciptaan Allah Pertama pada Martabat Wahidiyah

Menurut hadits, pertama kali wujud yang diciptakan Allah adalah ruh. Pada tingkatan ini belum ada penguraian atau pembedaan zat. Zat-Nya adalah sifat umum Nya. Bahkan, dalam mulanya hanya dikenal empat hal yang tak dapat suatu perkembangan Allah dari hakikat yang tidak terinci lewat hakikat yang mempunyai sifat-sifat.

Dan pengetahuan-Nya dikatakan menuju perkembangan pengetahuan tentang berbagai rincian dari Ada -Nya Allah dalam karya-Nya yang disebut kenyataan ada-Nya Nur Muhammad. Konsep adanya Nur Muhammad sebagai kenyataan karya Allah dalam tajjali-Nya pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Husin bin Mansur al-Hallaj, seorang sufi kelahiran Parsi yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam pengembangan Wadhatul al Wujud.

Dipisahkan antara satu dengan lainnya, yaitu ilmu, wujud, syuhud, dan nur. Keempat hal tersebut merupakan satu kesatuan atau manunggal.

  • Karena dari ilmu-Nya, maka alim dan mak’lum menjadi nyata
  • Karena wujud, maka yang mengadakan dan yang diadakan menjadi nyata
  • Karena syuhud, maka yang melihat dan yang dilihat menjadi nyata
  • Karena cahaya-Nya, maka yang menerangkan dan yang diterangkan menjadi nyata

Keempat hal tersebut merupakan awal mulanya ialah dari adanya hakikat Muhammadiyah atau Nur Muhammad. Nur Muhammad adalah asalnya zat yang Hadrah al-‘Ama’iyyah, yaitu hadrah yang tidak diketahui. Allah ada dalam kenisbian – Nya, atau ada-Nya dalam ketiadaan.

Pada perkembangan selanjutnya, para sufi pun percaya bila Nabi Muhammad memiliki dua rupa. Rupa pertama disebut dengan qadim. Rupa qadim adalah wujud yang terawal dari adanya segala zat, ia tak terikat atau terpengaruh oleh masa. la telah terjadi sebelum terjadinya semua yang ada. Rupanya yang qadim itulah sumber terciptanya segala nabi, rasul, dan aulia.

Baca Juga: Martabat Ahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Cahayanya menyinari segala kehidupan, dan tak ada cahaya yang lebih terang daripada Nur Muhammad. Rupa kedua dinamakan ajali. Ajali adalah rupa dari Muhammad yang berwujud sebagai manusia, yang terikat oleh masa dan mengalami pemusnahan. la juga mengalami suka duka, kecewa, bercita-cita, serta bergaul dengan manusia lainnya. 

Sementara itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati, Nur Muhammad dikatakan sebagai tajjali Allah yang kedua. Setelah Allah ber-tajjali dalam alam Ahadiyah, kemudian dijadikanlah Nur Muhammad. Nur tersebut terbuat dari permata putih yang bening dan berasal dari alam Jabarut.

Adapun wujud dari nur tersebut adalah seperti burung merak. Setelah Allah menciptakan Nur Muhammad yang wujudnya seperti burung merak, kemudian diletakkanlah burung merak tersebut di dahan pohon kehidupan yang disebut Syajaratul Yakin.Nur Muhammad adalah bakal wajib dari segala kehidupan yang sifatnya masih gaib.

Pengertian gaib di sini adalah belum dapat dilihat dengan indra, karena sifatnya dalam keadaan batin. Di sam ping itu, zat Nur Muhammad masih dalam kesatuan yang manunggal dengan zat-Nya.

Demikian info saya tentang Martabat Wahidiyah, semoga memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum Wr Wb.

Martabat Ahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Ahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Ahadiyah – Martabat Ahadiyah merupakan martabat tertinggi ketuhanan yang digambarkan sebagai Zat yang tidak bisa disebut dengan nama apa pun. Inilah Tuhan sejati bagi semua manusia yang tidak memandang bangsa dan agama. Dalam Islam, hal ini sering disebut keadaan kunhi Dzat atau Zat semata. Sementara, para sufi Jawa yang banyak dipengaruhi oleh filsafat Hindu menyebutnya dengan istilah “Aku”. 

Dalam martabat ini, tidak ada sesuatu pun selain Zat Tuhan. Semua keadaan alam semesta kosong hampa, sunyi senyap, serta tidak ada sifat, nama, atau perbuatan. Karena itu, Ibnu ‘Arabi pernah melontarkan gagasan tentang kesatuan semua agama. Hal ini diterima jika dipandang dalam keadaan ini, yaitu keadaan “Aku” semata. Dalam tingkatan marta bat ini, Allah berada dalam kondisi Ghayb al-Ghuyub, yaitu keberadaan-Nya yang gaib.

Allah tak dapat diindrawi, karena Dia tidak membeberkan tentang kenyataan yang fisiko Allah dalam keadaan yang tak berwujud, yang tak dapat dideteksi oleh manusia atau para wali, nabi, bahkan para malaikat terdekat-Nya. Sebab, Dia masih dalam kesendirian-Nya. Allah belum menguraikan atau menciptakan sesuatu. Dalam derajat ini, semua sifat umum berkumpul melebur di dalam diri-Nya. Perbedaan sifat pun ada dalam kesatuan-Nya.

Tuhan dalam alam pertama disebut juga al-Unsur Adam, Allah adalah unsur yang pertama, dan tak ada makhlukmakhluk lainnya yang mendahului. Diri-Nya adalah unsur yang terdahulu, yang bersifat agung. Zat-Nya adalah substansi universal dan hakikat-Nya tak dapat dipahami. Dalam sifat Adam-Nya, hakikat-Nya tidak dapat dipahami. Sebab, awalnya adalah Ada dalam ketiadaan, dan ketiadaan-Nya adalah hakikat yang tak terlukiskan dan tak dapat dimengerti oleh siapa pun. Hakikat-Nya di luar segala perumpamaan dan pencitraan yang memungkinkan.

Tingkatan Martabat Ahadiyah

Alam Ahadiyah terbagi dalam empat tingkatan, yaitu La, Nafi Uslub, Tahlil, dan Ahadiyah Tasbih.

La

Tingkatan pertama dikenal dengan kata La, yang bersemayam di dalam kata illa. La dan illa adalah dua kata yang manunggal, karena setiap realitas hanya merupakan refleksi dari realitas-realitas Allah. La dan illa menunjukkan pada asal segala sesuatu, yaitu dalam ketiadaan-Nya, diri-Nya Ada. Adapun pengertian illa menunjukkan pada kembali sesuatu dalam kesatuan-Nya yang bersifat keabadian. Jika memperhatikan tatanan ontologis, bila diterapkan, La dan illa akan mengisyaratkan pemisahan antara ada lIahi dan para mahluknya. Tiada Tuhan selain Allah.

Nafi Uslub

Tingkatan kedua dari alam Ahadiyah adalah Nafi Uslub, yaitu tingkat ketiadaan-Nya yang ada. Dalam ketiadaan-Nya, Allah tak dapat digambarkan atau dilukiskan oleh siapa pun. Allah dalam keadaan al-Ama, yaitu tingkatan yang tak dapat diketahui. Dalam tingkatan ini, Allah hanya mempunyai hubungan murni dalam hakikat dan tanpa bentuk.

Tahlil

Tingkatan ketiga dalam alam Ahadiyah adalah Tahlil. Tahlil berarti kondisi Tuhan yang bermakna La illa ha iIalIah. Selain itu, Tahlil juga bermakna suatu kondisi pemujaan Allah dengan pengucapan syahadat tentang persaksian akan keberadaanNya. Dalam kalimat syahadat yang diucapkan dengan niat bulat, berarti pengucapnya (pembacanya) mengakui bahwa Allah berkuasa sendirian, tidak menghendaki pertolongan dari siapa pun, dan Dia suci serta kaya.

Kalimat syahadat adalah kalimat yang wajib bagi pemeluk Islam, di mana intinya adalah pengakuan akan adanya Allah yang menjadi pemimpin kehidupan, di sam ping adanya pengakuan rasul Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw. sebagai utusan-Nya.

Ahadiyah Tasbih

Tingkatan keempat dalam alam Ahadiyah adalah Ahadiyah Tasbih, yang bermakna Maha luas Allah. Tingkatan ini berintikan kalimat Subhanallah, yang bermakna mahasuci Allah sekaligus sebagai sarana untuk mengingatkan dan menunjukkan seluruh keyakinan agar selalu mempersucikan- Nya.

Sementara itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati, ajaran pertamanya dikenal dengan sebutan Sajaratul Yakin. Yaitu, sebagai lambang pohon kehidupan, yang dalam bahasa Jawa disebut dengan Kajeng Sejati, dan memiliki pengertian tentang kehidupan atau hayyu. Hayyu berarti atma, jiwa, atau ruh. Dalam Sajaratul Yakin, Allah adalah Wujud al-Sirf, yakni kondisi wujud yang utama. Atma-Nya belum tersifati, namun ruh-Nya adalah al-Lahut (bersifat keilahian).

Dia merupakan hakikat zat mutlak dan qadim, yaitu asal zat dari segala zat yang bersifat abadi. Zat-Nya tak ada dalam penguraian. Segala penguraian-Nya bersifat negatif, karena Allah bersifat Makiyyah al-Makiyyah, yaitu inti dari segala zat yang ada di kemudian hari.

Atma-Nya adalah esa dari yang tak teruraikan dan diuraikan. Zat ruh-Nya sesungguhnya adalah zat yang bersifat esa. Ruh itulah sejatinya Tuhan yang Mahasuci. RuhNya adalah subjek absolut (kekal), di mana benda yang termasuk subjek individu hanyalah ilusi. Sebab, Allah adalah Kunh al-Dzat, asalnya zat terbentuk.

Baca Juga : Martabat Tujuh Tentang Manusia dan Tuhanya

Demikian artikel tentang Martabat Ahadiyah, semoga dapat memberikan anda ilmu yang bermanfaat dan barokah. Wassalamualaikum Wr Wb.