Alam Arwah disebut juga dengan Alam Malakut yaitu alam al-Arwah (alam ruh) yang hampa bagi manusia. Alam ini dihuni oleh para Jin dan Malaikat, yang juga dinamakan sebagai alam al-Malakut al-Adna (alam yang terdiri dari akal dan jiwa yang rendah), awwal al-Tanazzulat li’l-Dhat al-Mujarrad al-Basit (alam peninggalan terhadap kehampaan yang menengah), serta al-Martabat al-Imkaniyyah (marta bat kekuatan).
Alam ini juga biasa disebut sebagai alam al-Af’al (alam perbuatan Allah), al-Ta-thirat (alam kenyataan), alam Ghayb (alam gaib), alam al-Amr (alam yang diciptakan Allah tanpa perantara), dan al-Ashya al-Kawiyyah (segala sesuatu di alam semesta).
Hal tersebut tersurat secara jelas di dalam Suluk Sujinah, seperti versi terjemahannya berikut:
Hakiki alam arwah dimulai dengan wujud nurani yang disebut af’al, yang sifatnya kudrat kuasa. Zat Nur Muhammad yang agung mendahului namadan penciptaan arwah. Nur Muhammad juga dinamakan rasa. Hakikatnya adalah Rasul Allah, yang sudah menyatu, tunggal. Yang mana, hakiki Muhammad. Ketahuilah oleh kamu dengan jelas bahwa nama Muhammad ada dalam kesatuan atau ketunggalan dengan Allah. Itulah hakikat yang sesungguhnya, dan kemudian bernama Nabi Muhammad. Mengenai kejadian terbentuknya Nur Muhammad, hendaknya dimengerti yang wujud, khayal, dan hak. Jangan sembrono.
Sementara itu, Serat Wirid Hidayat Jati menyebutkan dalam versi terjemahan sebagai berikut:
Ruh Idlafi, artinya nyawa yang jernih. Diceritakan dalam Hadits berasal dari Nur Muhammad. Itulah hakikat suksma yang diakui keadaan Zat, yang merupakan af’al atma, menjadi tempatnya alam Arwah. Oalam martabat ini ditandai dengan keberadaan al-Arwah dalam bentuk jamak. Sejatinya, semua ruh dibentuk dan berasal dari alam al-Arwah.
Alam al-Arwah yang berwujud nurani adalah alam yang diciptakan oleh Allah tanpa perantara. Allah menciptakan melalui perbuatanNya sendiri yang disebut dengan af’al-Allah menciptakan al-Arwah dari uap pilihan yang bersumber dari Jauhar. Di samping itu, al-Arwah dibentuk oleh nur, sifat kebakaan, hayat, ilmu, dan dari alam Uluwwi.
Tentang alam al-Arwah, tak ada sesuatu yang mengetahui keberadaannya. Kerahasiaan dan keberadaan alam al-Arwah hanya Tuhan yang bisa menyingkap tabirnya. Sebab, jika tidak dirahasiakan, maka sujudlah semua kafir kepada-Nya, karena semua makhluk hidup yang ada berasal dari alam Uluwwi yang hakikatnya adalah murni.
Dengan kata lain, al-Arwah berasal dari Zat Hak Ta’ala. Intinya, di dalam alam ruh al-Arwah, semua arwah terjadi dari padanya, di mana wujudnya masih dalam bentuk kejamakan. Di dalam alam ini belum ada individualisasi kehidupan bagi makhluk. Oleh karena itu, segala bentuk kehidupan, baik malaikat, manusia, hewan, maupun tumbuhan berasal dari alam al-Arwah.
Tingkatan Alam Arwah
Tingkatan alam arwah digolongkan dalam empat kelompok, yakni:
- Ruh Namiya,
- Ruh Mutaharrika,
- Ruh Natika,
- dan Ruh Kudus.
Ruh Namiya adalah ruh yang membentuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Tugasnya ialah memelihara dan menumbuhkan.
Ruh Mutaharrika adalah ruh yang kelak bersemayam dalam diri manusia dan hewan. Ruh Mutaharikka juga disebut sebagai ruh hewani, sebab semua hewan bergerak karenanya. Sementara,
Ruh Natika yang disebut juga sebagai ruh insani adalah pencipta dan penggerak kehidupan man usia. Ruh Natika berasal dari alam Amr, tempat asalnya ruh dan nafsu yang merupakanpralambang dari Adam dan Hawa.
Sedangkan, yang disebut dengan Ruh Kudus adalah fa’id nur zat Allah, ruh yangmerupakan penggerak bagi semua nabi dan rasul yang bersifat mukjizat dan keramat. Disebut fa’id nur zat Allah karena ruh tersebut terbuat dari cahaya pilihan.
Sehingga, manusia-manusia tersebut paham dan mengetahui berbagai hal yang tersembunyi (yang bersifat batin), sebab jiwa mereka tidak terpengaruh atau terbebas dari hal-hal yang bersifat batil. Alam Arwah terbentuk dari tajjali dan penyinaran dari Nur Muhammad dari Zat lIahi. Dalam alam kabir tersebut, alam besar, Nur Muhammad menerangi segala alam serta nur semua makhluk Allah yang hidup dan bergerak.
Baca Juga: Martabat Wahadiyah Tingkatan Martabat Tujuh
Nur tersebut meliputi alam. Tiada satu daerah pun yang tidak dilingkarinya. la yang memelihara alam dan melingkarinya. Nur Muhammad yang juga hakikat rasa, adalah wali Allah, dan keduanya tak dapat dipisahkan. Keduanya dalam bentuk nama yang berbeda, namun hakikatnya adalah kesatuan Nya. Keduanya ada dalam kesatuan.
Demikian Penjelasan saya tentang Alam Arwah dalam tingkatan martabat tujuh. Semoga dapat memberikan Anda ilmu yang bermanfaat, wassalam.