Macam-Macam Ilmu Supranatural Islam Kejawen

Ilmu Supranatural dalam aliran Islam kejawen sendiri dikenal ada bermacam-macam jenisnya. Sedikitnya, ada enam ilmu supranatural dalam aliran Islam kejawen, yakni ilmu kanuragan, ilmu kewibawaan, ilmu trawangan, ilmu khodam, ilmu permainan, dan ilmu kesehatan.

Ilmu Supranatural Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kebal

IImu kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara supranatural. IImu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Contohnya, ilmu Asma’ Malaikat, Hizib Kekuatan Batin, Sahadad Pamungkas, dan lain-lain.

edit 5

Namun, ilmu kanuragan ini memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

  1. Pemilik ilmu Asma’ Malaikat mempunyai kelemahan jika diminumi racun hewan berbisa, ia akan meninggal
  1. Ilmu kebal Kulit Woyo mempunyai pantangan menyentuh daun kelor, baik disengaja maupun tidak  Jika dilanggar, tubuhnya akan menjadi sangat lemas dan tidak berdaya.
  1. Pemilik ilmu kebal Bandung Bondowoso mempunyai pantangan makan sayur rebung/sayur yang berasal dari bambu atau senjata emas yang tertancap di tanah.

Anda menginginkan belajar ilmu kebal atau ilmu kanuragan? Silahkan Klik Halaman Ilmu Kebal

Ilmu Kewibawaan dan Ilmu Pengasihan

IImu jenis ini berfungsi mempengaruhi kejiwaan dan perasaan orang lain. IImu Kewibawaan dimanfaatkan untuk menambah daya kepemimpinan dan menguatkan kata-kata yang diucapkan, sehingga orang lain semakin terkesan kepadanya dan ia disegani masyarakat, bahkan tak ada seorang pun yang berani melawan perintahnya.

KONSULTASI: DEVI (+62816577880)

Bisa dikatakan, bila Anda memiliki ilmu ini, Anda akan mudah mempengaruhi dan membuat orang lain menurut perintah Anda tanpa berpikir panjang. Sedangkan, ilmu pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang berkaitan dengan masalah cinta, yakni membuat hati seseorang yang dituju menjadi simpati dan sayang. IImu ini banyak dimanfaatkan pemuda untuk membuat pujaan hati jatuh cinta kepadanya, membuatlawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding, serta memulangkan orang yang minggat.

Untuk Anda yang ingin mempunyai kewibawaan atau pengasihan silahkan Klik Halaman Wibawa

IImu Terawangan dan Meraga Sukma

IImu terawangan bisa digunakan untuk melihat masa depan, melihat bangsa gaib, ataupun berkomunikasi dengan bangsa gaib di mana pun berada. Sedangkan, ilmu meraga sukma adalah kelanjutan dari ilmu terawangan. Dalam ilmu terawangan, hanya mata batin saja yang berkeliaran ke mana-mana. Namun, jika sudah menguasai ilmu meraga sukma, seseorang bisa melepaskan sukma untuk melakukan perjalanan ke mana pun ia mau.

Ilmu Supranatural

Ada dua macam ilmu terawangan, yaitu ilmu terawangan dengan mata tertutup dan ilmu terawangan dengan mata terbuka.

  1. IImu terawangan dengan mota tertutup. Ilmu ini juga biasa disebut ilmu dengan mata hati, karena semua yang akan dilihat menggunakan mata hati. Atau, disebut pula ilmu batin karena memfokuskan penglihatan pada pangkal alis.

Jadi, pandangan difokuskan pada pangkal alis dengan mata tertutup, sehingga apa yang akan dilihat berubah-ubah, dan apabila ditunggu beberapa saat maka akan muncul bentuk yang hendak dilihat. Namun, kelemahan terawangan dengan mata tertutup adalah sering berhalusinasi, jadi harus ada bimbingan agar tidak salah dalam menerapkan ilmunya.

  1. lmu terawangan dengan mata terbuka. IImu ini biasa dis????but ilmu mata fisik, karena semua yang akan dilihat menggunakan mata terbuka atau mata fisiko IImu ini memfokuskan apa yang akan dilihat dengan memandang ke arah depan sambil membaca doa-doa tertentu, sehingga apa yang hendak dilihat benar-benar nyata seperti saat melihat alam. Adapun untuk berkomunikasi atau mendengarkan dan berbicara dengan dimensi lain, digunakan semua indra fisik, bukan dengan mata hati. Setelah tidak membaca doa-doa terawangan, mata akan normal kembali.

Mau belajar ilmu Terawangan dan Meraga sukma? Silahkan Klik Halaman Meraga Sukma

IImu Khodam

Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimilikinya. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Ia berbeda dengan jin / setan, meskipun sama-sama berbadan gaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.

Belajar Komunikasi dengan khodam Klik Halaman Berteman Dengan Jin Muslim

IImu Permainan (Atraksi) 

Ilmu Atraksi Ini adalah ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas, ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas,dan air keras. Namun, ilmu ini tidak bisa digunakan untuk bertarung dalam keadaan yang sesungguhnya. Selengkapnya Tentang Ilmu Atraksi silahkan hubungi kami pada nomor mbk nayla : 0816577880

IImu Kesehatan

Termasuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernapasan), ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi biologis tubuh manusia.

Itulah enam jenis ilmu supranatural dalam aliran Islam kejawen. Semuanya merupakan ilmu yang berasal dari perpaduan antara nilai-nilai Islam dan budaya kejawen, sehingga dinamakan ilmu gaib Islam kejawen. Jika Kita mendalami ilmu-ilmu supranatural tersebut.

Maka kita akan mengetahui adanya unsur-unsur kejawen (misalnya ritual, laku puasa, tirakat, sesajen, dan lain-lain) serta nilai-nilai Islam (misalnya doa yang diambil dari al-Qur’an, shalat, puasa, dan lain-lain) dalam memperolehnya.

Demikian Info dari saya tentang Ilmu Supranatural islam kejawen, semoga memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum Wr, Wb.

Falsafah Hidup Budaya Jawa Tentang Kehidupan Islam Kejawen

Falsafah Hidup – Sebelum kita Membahas dengan tentang Falsafah Jawa, kita Akan membahas tentang Teori-teori Kepemimpinan.

Macam-Macam Falsafah Hidup Budaya Jawa Tentang Kehidupan

Di dalam budaya Jawa sebenarnya sangat sarat dengan Falsafah Hidup (ular-ular). Salah satunya adalah Hasta Brata, teori kepemimpinan yang berisi tentang hal-hal yang disimbolisasikan dengan berbagai benda atau kondisi alam, antara lain:

  1. Surya (matahari). Matahari memancarkan sinar terang sebagai sumber kehidupan. Hal ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negaranya.
  2. Candra (bulan). Bulan memancarkan sinar di tengah kegelapan malam. Hal ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu memberi semangat kepada rakyatnya, baik di tengah suasana suka maupun duka.
  3. Kartika (bintang). Bintang memancarkan sinar kemilau dan berada di tempat tinggi sehingga dapat dijadikan pedoman arah. Ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya menjadi teladan untuk berbuat kebaikan.
  4. Angkasa (langit). Langit itu luas tak terbatas, sehingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
  5. Maruta (angin). Angin selalu ada di mana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.
  6. Samudra (Iaut/air). Betapapun luasnya, permukaan laut selalu datar dan bersifat sejuk menyegarkan. Ini mengandung makna bahwa seorang pemimpin hendaknya menyayangi rakyatnya.
  7. Dahana (api). Api mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Ini bermakna bahwa seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu.
  8. Bhumi (bumi/tanah). Bumi bersifat kuat dan murah hati, serta selalu memberi hasil bagi siapa pun yang mau merawat dirinya. Hal ini melambangkan bahwa seorang pemimpin hendaknya bermurah hati (melayani) kepada rakyatnya serta tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan rakyat kepadanya.

Dalam teori kepemimpinan yang lain, ada beberapa falsafah Hidup yang digunakan agar setiap pemimpin memiliki sikap yang tenang dan wibawa, sehingga masyarakatnya dapat hidup tenang dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Baca Juga:  Sangkan Paraning Dumadi – Ilmu sangkan paraning dumadi

Salah satu falsafah itu adalah Aja gumunan, aja kagetan, Ian aja dumeh. Maksudnya, sebagai seorang pemimpin hendaknya janganlah terlalu terheran -heran (gumun) terhadap sesuatu yang baru (meskipun sebenarnya sangat heran), jangan menunjukkan sikap kaget jika ada halhal di luar dugaan, dan jangan sombong (dumeh).

Intinya, falsafah ini mengajarkan tentang menjaga sikap dan emosi bagi semua orang, terutama pemimpin. Falsafah sebagai seorang anak buah pun ada dalam ajaran kejawen, yang bertujuan agar seorang bawahan dapat kooperatif dengan pimpinan dan tidak mengandalkan egoisme pribadi, terlebih mempermalukan atasan.

Dan, salah satu falsafah yang banyak digunakan adalah Kena cepet ning aja ndhisiki, kena pinter ning aja ngguroni, kena takon ning aja ngrusuhi. Maksudnya, boleh cepat namun jangan mendahului (sang pimpinan), boleh pintar tetapi  jangan menggurui (pimpinan), boleh bertanya namun jangan menyudutkan pimpinan.

Intinya, seorang anak buah jangan bertindak yang mempermalukan pimpinan, meskipun ia mungkin lebih mampu dari sang pimpinan. Sama sekali falsafah Hidup ini tidak untuk menghambat karier seseorang dalam bekerja, tetapi inilah kode etik atau norma yang harus dipahami oleh setiap anak buah demi menjaga citra pimpinan.

Penyampaian pendapat tidak harus dengan mempermalukan, menggurui, dan merepotkan pimpinan, ada cara-cara di luar itu yang lebih baik.

Sementara itu, dalam kehidupan umum ada sebuah falsafah kejawen yang menjelaskan tentang the right man on the right place (orang yang baik adalah orang yang mengerti tempatnya), yaitu Ajining diri saka pucuke lathi, ajining raga saka busana. Artinya, harga diri seseorang tergantung dari ucapannya dan sebaiknya seseorang dapat menempatkan diri sesuai dengan busananya (situasinya).

Sehingga, tak heran jika seorang yang ucapannya baik dan pandai menempatkan dirinya akan dihargai oleh orang lain. Falsafah hidup agar tidak mencampuri dan memasuki dunia yang bukan dunianya ini, pada dasarnya mengajarkan suatu sikap yang dinamakan profesionalisme, yang mungkin agak jarang bisa kita jumpai saat ini.

Baca Juga:  Memahami Islam Kejawen – Akulturasi Budaya Islam dan Jawa

Kontroversi Seputar Islam Kejawen

Persoalan Islam kejawen. Sebenarnya, keberadaan Islam kejawen hingga saat ini masih menimbulkan kontroversi. Itu artinya, ada perbedaan pendapat mengenai status aliran Islam kejawen ini.

Bagi mereka yang pro (mendukung), tentu aliran ini dianggap sah-sah saja tanpa menyalahi ajaran Islam. Namun, bagi mereka yang kontra (menolak), maka aliran ini dianggap sesat dan menyesatkan. 

Nah, yang menjadi persoalan, jika memang Islam kejawen itu sesat dan kafir, lantas mengapa para wali (khususnya Sunan Kalijaga) yang nota bene adalah gurunya para wali di Tanah Jawa, menggunakan kejawen sebagai media dakwah penyebaran Islam? Tentu, masing-masing dari kita memiliki jawaban yang berbeda tentang masalah ini.

Demikian Ulasan Saya tentang Falsafah Hidup jawa Islam Kejawen. Semoga dengan begini Anda lebih bijak dalam memandang sesuatu. Wassalamualaikum Wr Wb.

Sangkan Paraning Dumadi – Ilmu sangkan paraning dumadi

Sangkan Paraning Dumadi adalah ilmu yang menjelaskan tentang Tujuan dan Kemana nantinya manusia berakhir. Dalam hidup ini, manusia-khususnya masyarakat Jawa senantiasa diingatkan untuk memahami filosofi kejawen, sangkan paroning dumadi. Apa sebenarnya makna dari sangkan paroning dumadi itu? Tidak banyak orang yang mengetahuinya. Padahal, jika kita belajar tentang Sangkan Paraning Dumadi, maka kita akan mengetahui ke mana tujuan kita setelah hidup kita berakhir.

Sangkan Paraning Dumadi

Apakah ilmu Sangkan Paraning Dumadi itu?

Sangkan paran adalah pengetahuan tentang dari mana kita berasal dan ke mana tujuanmu nanti. Lebih mudahnya adalah ilmu  tentang jalan pulang. Di mana rumah asalmu sebenarnya, maka ke sanalah kita akan pulang. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiap-tiap apa yang berasal akan kembali ke asal itu.

Tubuh Manusia terdiri dari dua unsur, jasmani sebagai badan dan rohaniah sebagai isi. Ibarat sangkar dengan burungnya, jika sangkar sudah rusak maka burung akan terlepas. Unsur Jasmani dan rohanimu mempunyai asal masing-masing dan jalan pulang sendiri-sendiri.

Jasmani (jasad)

Jasmani diciptakan dari unsur alam yaitu Tanah (bumi), udara (angin), api (panas), dan air. Karena asalnya dari bahan sari pati alam, maka kelak akan kembali ke alam lagi. Yang tanah kembali kepada tanah, yang angin kembali kepada angin, yang api kembali kepada api, dan yang air akan menyatu kembali kepada air.

Jika diurutkan adalah demikian. Sari pati tanah, udara, panas, dan air diisap oleh tumbuhan, kemudian diproses menjadi sari makanan. Tumbuhan tersebut ada yang dimakan hewan dan ada pula yang dimakan langsung oleh manusia. Hewan yang memakan tumbuhan itu pun akhirnya dimakan manusia. Akhirnya, sari pati makanan yang berasal dari unsur alam tersebut diproses dalam diri manusia laki-Iaki menjadi air mani. Sedangkan, pada manusia perempuan diproses menjadi sel telur. Dari pertemuan antara air mani lelaki dan sel telur perempuan itulah, kemudian berubah menjadi tubuh jabang bayi.

Sangkan Paraning Dumadi

Semua proses itu terjadi karena kekuasaan dan kehendak Tuhan. Bayi tumbuh menjadi dewasa, tua, kemudian mati. Bahkan, perkara mati ini ada yang mati waktu bayi, waktu remaja, maupun sudah tua. Itu semua terserah pada ‘jangka-Nya’ terhadap masing-masing individu. Ketika manusia mati, tubuhnya ditinggalkan di alam dunia ini lagi.

Bagi yang beragama Islam, jasadnya dikubur di dalam tanah. Dengan berlalunya waktu, jasad di dalam tanah akan hancur, kecuali orang-orang khusus yang ditakdirkan Allah jasadnya tetap utuh.

Bagi yang jasadnya hancur, akhirnya akan menjadi sari pati tanah lagi. Sari pati tanah diisap lagi oleh tetumbuhan menjadi sari pati makanan. Sari pati makanan dimakan manusia lagi yang kemudian berproses menjadi air mani lagi bagi pria dan sel telur bagi wanita. Ketika terjadi pertemuan air mani dan sel telur, dengan kuasa-Nya, terciptaiah jabang bayi lagi.

Dan proses tersebut akan berlangsung sampai hari kiamat nanti. Itulah kekuasaan Allah Sang Pencipta Alam.

Hal tersebut akan terjadi terus-menerusdi dalam alam semesta sampai pada batas waktu yang ditetapkan-Nya. Itu akan menjadi ‘cokromanggilingan‘, berputar terus sesuai dengan hukum alam. Itulah jasmani Kita.

Rohani (ruh)

Unsur rohani adalah diri Kita yang sejati dengan beberapa pelengkap. Karena secara rohani, di sana terdapat diri kita yang sejati yang dilengkapi akal dan nafsu. Yang mana diri kita ini? Kita adalah yang sebenarnya ‘merasa’ bisa melihat, mendengar, dan merasa-merasa yang lainnya.

Diri Kita adalah kita yang bisa bermimpi kala tidurmu. Kita adalah yang ‘merasa’ dan yang bisa ‘menyadari’ akan kesadaran sendiri. Jadi, kita yang sejati adalah yang mempunyai kesadaran itu. kita adalah kita yang sadar atas diri sendiri.

Sangkan Paraning Dumadi

Ingat, ketika kita tidur satu turon (tempat tidur) dengan istrimu. Kemudian, kita bermimpi dikejar anjing. kita lari digigit anjing dan menjerit. Lalu, tiba-tiba kita bangun langsung marah-marah kepada istrimu, kenapa ia tidak menolongmu. Jelas ditertawai oleh istrimu. Lha wong istrimu tidak tahu kalau kita digigit anjing, bagaimana cara ia menolongmu? Menurut istrimu, setahunya Anda malah tidur lelap.

Nah, yang tidur lelap itu adalah raga Kita. Sedangkan, yang merasakan sakit digigit anjing saat kita bermimpi, itulah dirimu yang sebenarnya. Karena, itulah kesadaranmu. Sekali lagi, kesadaranmu itulah hakikat dirimu.

Baca Juga: Alam Insan Kamil Martabat tujuh

Nah, sekarang kesadaran Anda sehari-hari  lebih banyak di mana?.

Apakah pada keinginan-keinginan atau nafsumu? Atau, pada akal semata yang terkadang justru bisa akal-akalan, mengakali, dan mencari pembenar sendiri? Atau, justru bisa bertempat pada sang ruh, sedangkan ruh itu adalah wilayah al ‘amr Tuhan, asal dari alam ‘perintah’-Nya.

Ruh memang sejatinya hanya miliki Allah semata dan Dia-lah yang menjaganya. Hal ini bisa kita lihat pada kondisi tertidur. Dalam tidur ruh kita diambil sementara, kemudian dikembalikan saat kita terbangun. Itulah Kuasa Allah.

Tujuan Kita Di Dunia

Ingat Jika kesadaranmu dibelenggu nafsu, maka kesadaranmu juga tidak bisa ikut ‘pulang’. Karena, ‘pulang’ itu tidak usah menunggu ketika kamu mati. Kamu bisa mati sakjeroning urip, mati di dalam hidup. Jadi, jalan pulang itu adalah jalan yang mulai ditapaki sejak sekarang. Sejak kamu ada di dunia gumebyar ini, kamu sudah diseru untuk pulang. Untuk senantiasa kembali kepada-Nya Tempat terakhirmu.

Untuk Kembali butuh suatu Bekal

Bekalnya adalah rasa rela atau senang. Kepada siapa? ya, rela atau senang kepada -Nya. Rindu dan cinta akan Dia. Rela dan senang untuk kembali kepada-Nya. Dan, pegangannya adalah dengan bersandar pada welas asih-Nya (bersandar pada sifat Rahman dan Rahim-Nya). Karena, memang itu adalah sifat dari pekerti-Nya.

Kalau sudah begitu, maka Kita tinggal di dunia harus bersedia dipakai oleh-Nya untuk menebarkan kasih sayang kepada alam. Meneruskan misi sang Nabi Panutan, rahmatan lil ‘alamin, Memayu hayuning buwonoMenebarkan kesejahteraan dan kedamaian di alam.

Karena itu, ada sebagian orang yang menyebut pengetahuan tentang hal ini dengan ilmu Sangkan Paraning Dumadi. Ada yang mengidentikkan dengan ilmu ‘inna lillahi wa inna ilaihi rojii’un. Dan, ada pula yang menyebutnya dengan ilmu sastro jendro hayuningrat pangruwating diyu.

Sastro adalah ilmu, jendro adalah adiluhung, hayuning adalah membangun, sedangkan rat adalah jagad. Jadi, makna ilmu sastro jendro hayuningrat pangruwating diyu adalah ilmu untuk membangun jagad.

Jagad siapa?

ya, jagad si manusianya itu sendiri. Sementara itu, pangruwat artinya perbaikan atau pemulihan, dan diyu artinya raksasa.

Memperbaiki raksasa siapa?

Ya, raksasa si manusia itu sendiri. Ingat, dalam hatimu itulah, semuanya berada. Ada malaikat, ada widodari, ada widodoro. Ada jin setan priprayangan gendruwo ilu-ilu banaspati engklek-engklek waru doyong.

Hatimu adalah jagadmu, karena itu harus dibangun, dibersihkan, dan diruwat. Kalau sudah diruwat dan bisa berjalan pulang, maka biarkan Dia yang Maha Welas Asih yang bertahta di hatimu.

Ingat-ingatlah kata-kata ini

Langit tidak akan cukup luas untuk Dia, bumi juga terlalu sempit untuk-Nya. Namun, hati manusia Insan al kamil bisa menjadi ‘tahta’-Nya.

Dengan begitu bisa saya simpulkan bahwa yang dimaksud sangkan paraning dumadi adalah ajaran tentang tempat asal dan kembalinya manusia.

Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati, yen siro ora ngerti sampurnaning urip 

(mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna, jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna).

Demikian penjelasan saya tentang ilmu Sangkan Paraning Dumadi , semoga memberikan Anda ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Wassalamualaikum Wr Wb.

Alam Insan Kamil Alam Manusia Martabat Tujuh

Alam Insan Kamil Alam Manusia Martabat Tujuh

Alam Insan kamil adalah alam manusia dalam kesempurnaannya. Alam ini disebut juga sebagai Akhir al-Tanazzulat (akhir peninggalan), Khatim al-Mawjudat (puncak dari segala yang ada atau gabungan lahir dan batin), serta al-Khamsah al-Muhit (terbentuknya alam, segala yang bersifat rohani, jasmani, dan benda tak bernyawa).

Di dalam alam ini, Insan Kamil adalah wakil Allah di bumi untuk mengelola alam beserta segala isinya. la juga bergelar sebagai khalifah di bumi. Ajaran Insan Kamil di dalam martabat tujuh ini bisa disimak dalam terjemahan Suluk Sujinah berikut, “Sifat yang terlihat berwujud manusia.

Wujudnya juga yang bernama mukinat (makanah), yaitu dalam wujud yang berada di marta bat ini. Selesailah penjelasan tentang martabat, dan jumlahnya adalah itu (tujuh). Semua orang wajib mengerti dan mengetahui. Jika tidak mengerti, maka orang itu tergolong kafir dan belum mengerti syahadat.

Adapun terjemahan Serat Wirid Hidayat Jati, terkait Insan Kamil, menyuratkan sebagai berikut, Hijab: disebut dinding jalal, artinya tabir yang agung, Diceritakan dalam Hadits, timbul dari permata yang beraneka warna, pada waktu gerak menimbulkan buih asap dan air. Itulah hakikat jasad, merupakan tempat atma, menjadi tempatnya alam Insan Kamil.

Baca Juga: Alam Ajsam Atau Alam Jasmani Dalam Martabat Tujuh

Dalam Insan Kamil, Allah menemukan manifestasi-Nya yang definitif dan sempurna. Dunia yang ke luar dari Allah menurut garis emanasi yang menurun, dan naik kembali keAllah. Insan Kamil (manusia sempurna) merupakan pusat semesta alam serta titik pertemuan antara Allah dan dunia,sebagaimana digambarkan dalam garis lurus berikut:

  • Allah
  • Ahadiyah
  • Wahdah
  • Wahadiyah
  • Alam Arwah
  • Alam Mitsal
  • Alam Ajsam
  • Alam Insan Kamil

Demikianlah konsep ajaran martabat tujuh. Dengan memahami konsep martabat tujuh ini, kita menjadi tahubagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhannya dalam konsep kaum sufi dan kejawen. Maka, tak heran jika salah satu tokoh mistik kejawen yang kontroversial, Syekh Siti Jenar, menyuarakan “manunggaling kawula Gusti”

Demikian info dari saya tentang Alam Insan Kamil dalam Martabat Tujuh. Semoga Anda mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Wassalamualaikum Wr Wb

Alam Mitsal Atau Alam Bentuk Martabat Tujuh

Alam Mitsal Atau Alam Bentuk Martabat Tujuh

Alam Mitsal adalah alam bentuk atau perwujudan tentang perencanaan perkembangan manusia, yang diungkapkan sebagai awal Mitsal bagi bentuk zat yang disucikan dengan makna al- Surah alThaniyyah dari al-Tanazzulat li’l Dhat (peninggalan bagi zat). Alam Mitsal terpadat pada Surah Jami al-Ashya al-Kawaniyyah (gambaran segala sesuatu di alam semesta), Surah alRahman (bentuk Rahman), Surah al-Haq (bentuk hak), Surahal-lilah (bentuk lIahi), Surah al-Wujud al-liahi (bentuk wujud lIahi), Surah al-Shu’un (bentuk keadaan), dan Surah al-Ula alZahirah al-Asma (bentuk utama zahir nama-nama).

Di dalam terjemahan Suluk Sujinah, ajaran martabat tujuh tersebut dapat dilihat dalam nukilan berikut:

Tersebutlah alam bertingkat Mitsal, wujud adam terjadinya alam jagad raya yang bersifat kalam, meski pengucap dan pencium, pendengaran dan penglihatan belum terbentuk semuanya. Calon terbentuknya, cerminan mulut, wujud mata, rasa kuping, dan penciuman yang berada dalam hidung.

Sementara itu, dalam Serat Wirid Hidayat Jati disuratkan sebagai berikut:

Kandil: artinya lampu tanpa api, diceritakan dalam Hadits berupa permata yang cahayanya berkilauan, tergantung tanpa kaitan, itulah keadaan Nur Muhammad, dan tempatnya semua ruh. Adalah hakikat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, yang menjadi bingkai atma dan menjadi tempatnya alam Mitsal.

Alam Mitsal adalah alam perencanaan tentang perkembangan manusia, di mana tiap diri insan ada di dalam ilmu Allah. Alam ini adalah alam ide dan merupakan perbatasan antara alam Arwah dan alam Jisim. Dan, alam Mitsal adalah sebagai awal wujud fisik manusia serta makhluk lainnya.

Baca Juga:  Alam Arwah atau Alam Malakut Tingkatan Martabat Tujuh

Walau keadaannya sudah mempunyai sifat, bentuk, dan warna, tetapi belum bisa dikenali, baik secara batin maupun lahir. Dalam Serat Wirid Hidayat Jati, disebutkan pula bahwa Kandil adalah tajjali Allah yang kelima.

Setelah Allah bertajjali dalam alam Ruh Idlafi, kemudian Dia ber-tajjali dalam alam Kandil, yang dalam tata bahasa mempunyai arti lampu. Angan-angan diibaratkan sebagai Kandil atau lampu yang tergantung tanpa kaitan. Bila dipersamakan dengan ajaran marta bat tujuh, Kandil digambarkan sebagai alam Mitsal nafsu atau Kandil merupakan tajjali ruh, karena menerima sinar dari suksma atau Ruh Idlafi.

Kandil juga digambarkan sebagai api yang berkobar di tengah lautan. Artinya, suatu keajaiban bila api dapat menyala di tengah-tengah lautan. Oleh karena itu, dalam martabat ini disebut Ayan Mukawiyah, karena telah benar-benar hidup keadaannya.

Dan, nafsu atau Kandil bermakna angkara yang terletak di luar suksma. Demikian Info tentang Alam Mitsal dalam Tingkatan martabat Tujuh. Mudah-mudahan memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.

Alam Arwah atau Alam Malakut – Tingkatan Martabat Tujuh

Alam Arwah atau Alam Malakut – Tingkatan Martabat Tujuh

Alam Arwah disebut juga dengan Alam Malakut yaitu alam al-Arwah (alam ruh) yang hampa bagi manusia. Alam ini dihuni oleh para Jin dan Malaikat, yang juga dinamakan sebagai alam al-Malakut al-Adna (alam yang terdiri dari akal dan jiwa yang rendah), awwal al-Tanazzulat li’l-Dhat al-Mujarrad al-Basit (alam peninggalan terhadap kehampaan yang menengah), serta al-Martabat al-Imkaniyyah (marta bat kekuatan).

Alam ini juga biasa disebut sebagai alam al-Af’al (alam perbuatan Allah), al-Ta-thirat (alam kenyataan), alam Ghayb (alam gaib), alam al-Amr (alam yang diciptakan Allah tanpa perantara), dan al-Ashya al-Kawiyyah (segala sesuatu di alam semesta).

Hal tersebut tersurat secara jelas di dalam Suluk Sujinah, seperti versi terjemahannya berikut:

Hakiki alam arwah dimulai dengan wujud nurani yang disebut af’al, yang sifatnya kudrat kuasa. Zat Nur Muhammad yang agung mendahului namadan penciptaan arwah. Nur Muhammad juga dinamakan rasa. Hakikatnya adalah Rasul Allah, yang sudah menyatu, tunggal. Yang mana, hakiki Muhammad. Ketahuilah oleh kamu dengan jelas bahwa nama Muhammad ada dalam kesatuan atau ketunggalan dengan Allah. Itulah hakikat yang sesungguhnya, dan kemudian bernama Nabi Muhammad. Mengenai kejadian terbentuknya Nur Muhammad, hendaknya dimengerti yang wujud, khayal, dan hak. Jangan sembrono. 

Sementara itu, Serat Wirid Hidayat Jati menyebutkan dalam versi terjemahan sebagai berikut:

Ruh Idlafi, artinya nyawa yang jernih. Diceritakan dalam Hadits berasal dari Nur Muhammad. Itulah hakikat suksma yang diakui keadaan Zat, yang merupakan af’al atma, menjadi tempatnya alam Arwah. Oalam martabat ini ditandai dengan keberadaan al-Arwah dalam bentuk jamak. Sejatinya, semua ruh dibentuk dan berasal dari alam al-Arwah.

Alam al-Arwah yang berwujud nurani adalah alam yang diciptakan oleh Allah tanpa perantara. Allah menciptakan melalui perbuatanNya sendiri yang disebut dengan af’al-Allah menciptakan al-Arwah dari uap pilihan yang bersumber dari Jauhar. Di samping itu, al-Arwah dibentuk oleh nur, sifat kebakaan, hayat, ilmu, dan dari alam Uluwwi.

Tentang alam al-Arwah, tak ada sesuatu yang mengetahui keberadaannya. Kerahasiaan dan keberadaan alam al-Arwah hanya Tuhan yang bisa menyingkap tabirnya. Sebab, jika tidak dirahasiakan, maka sujudlah semua kafir kepada-Nya, karena semua makhluk hidup yang ada berasal dari alam Uluwwi yang hakikatnya adalah murni.

Dengan kata lain, al-Arwah berasal dari Zat Hak Ta’ala. Intinya, di dalam alam ruh al-Arwah, semua arwah terjadi dari padanya, di mana wujudnya masih dalam bentuk kejamakan. Di dalam alam ini belum ada individualisasi kehidupan bagi makhluk. Oleh karena itu, segala bentuk kehidupan, baik malaikat, manusia, hewan, maupun tumbuhan berasal dari alam al-Arwah.

Tingkatan Alam Arwah

Tingkatan alam arwah digolongkan dalam empat kelompok, yakni:

  • Ruh Namiya,
  • Ruh Mutaharrika,
  • Ruh Natika,
  • dan Ruh Kudus.

Ruh Namiya adalah ruh yang membentuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Tugasnya ialah memelihara dan menumbuhkan.

Ruh Mutaharrika adalah ruh yang kelak bersemayam dalam diri manusia dan hewan. Ruh Mutaharikka juga disebut sebagai ruh hewani, sebab semua hewan bergerak karenanya. Sementara,

Ruh Natika yang disebut juga sebagai ruh insani adalah pencipta dan penggerak kehidupan man usia. Ruh Natika berasal dari alam Amr, tempat asalnya ruh dan nafsu yang merupakanpralambang dari Adam dan Hawa.

Sedangkan, yang disebut dengan Ruh Kudus adalah fa’id nur zat Allah, ruh yangmerupakan penggerak bagi semua nabi dan rasul yang bersifat mukjizat dan keramat. Disebut fa’id nur zat Allah karena ruh tersebut terbuat dari cahaya pilihan.

Sehingga, manusia-manusia tersebut paham dan mengetahui berbagai hal yang tersembunyi (yang bersifat batin), sebab jiwa mereka tidak terpengaruh atau terbebas dari hal-hal yang bersifat batil. Alam Arwah terbentuk dari tajjali dan penyinaran dari Nur Muhammad dari Zat lIahi. Dalam alam kabir tersebut, alam besar, Nur Muhammad menerangi segala alam serta nur semua makhluk Allah yang hidup dan bergerak.

Baca Juga: Martabat Wahadiyah Tingkatan Martabat Tujuh

Nur tersebut meliputi alam. Tiada satu daerah pun yang tidak dilingkarinya. la yang memelihara alam dan melingkarinya. Nur Muhammad yang juga hakikat rasa, adalah wali Allah, dan keduanya tak dapat dipisahkan. Keduanya dalam bentuk nama yang berbeda, namun hakikatnya adalah kesatuan Nya. Keduanya ada dalam kesatuan.

Demikian Penjelasan saya tentang Alam Arwah dalam tingkatan martabat tujuh. Semoga dapat memberikan Anda ilmu yang bermanfaat, wassalam.

Martabat Wahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahadiyah – Tingkatan Martabat Tujuh

Martabat Wahadiyah adalah Wahadiyah atau yang biasa diungkapkan dengan kata-kata A’yan Thabitah (realitas-realitas terpendam). Pada tingkatan ini, Zat-Nya ber-tajjali lewat nama-namaNya yang dikenal dengan Asma’ul Husna, di mana Tuhan mulai muncul dalam al-A’yan Thabitah atau realitas-realitas terpendam yang sudah tidak mengandung kejamakan.

Di sini, segala sesuatu yang terpendam sudah dibedakan dengan tegas dan terperinci, meskipun Zat-Nya belum muncul dalam wujud kenyataan. dalam Serat Wirid Hidayat Jati tertulis, “Miratul Haya’i, artinya kaca wara’i. Diceritakan di dalam Hadits, bila alam tersebut terdapat di depan Nur Muhammad. Itulah hakikat pramana, yang disebut rahsa zat, sebagai asmanya atma dan menjadi tempatnya alam wahadiyah.

Martabat Wahadiyah Tentang Syahadat dan Asmaul Husna

Di dalam Martabat Wahadiyah, Allah berada dalam kesejatian-Nya yang dikenal dengan ucapan Tiada Tuhan selain Allah. Persaksian eksistensi-Nya adalah hal yang berada dalam kedudukan yang tertinggi. Wujud Tuhan masih dalam kekosongan yang mutlak, meski Allah sudah mulai memberikan pengetahuan lewat nama-nama-Nya satu per satu.

Dalam kalimat persaksian tersebut, keluhuran-Nya terbagi dalam dua pengetahuan. Persaksian yang pertama mengandung syahadat tauhid, sedangkan yang kedua adalah syahadat rasul. Pengertian syahadat tauhid berbunyi, ‘Ashadu ala iIIaha iIIallah’, yang bermakna saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Kalimat ini sering disebut dengan kalimat takwa. Allah adalah al-Falakiyyah al-Huliyyah, yaitu, eksistensinya berada dalam tahap tertinggi. Dia adalah kehidupan yang tertinggi.” Masih menurut Serat Wirid Hidayat Jati, tajjali Allah yang ketiga adalah Mir’atul Haya’i yang tercipta dari alam Nur Muhammad. Maka, dalam alam Mir’atul Haya’ i yang dipersamakan dengan pramana, sir, atau rahsa disebut juga sebagai tajjali dari alam Nur Muhammad.

Pramana atau sir adalah suatu zat yang berada di dalam tubuh manusia. Zat tersebut tiada turut bersedih, susah, makan dan minum, ataupun segala kegiatan yang berwujud fisiko Makanan danminuman utama pra,,?ana adalah dzikir atau menciptakan rasa ingat kepada Allah dengan melakukan doa-doa atau halhal yang bersifat religius.

Baca Juga: Martabat Wahidiyah Tingkatan Martabat Tujuh

Pada dasarnya, fungsi utama pramana di dalam tubuh adalah untuk menegakkan jasmani. Jadi, apabila pram ana berpisah dengan tubuh, maka tubuh akan menjadi lemah dan lemas, tidak berdaya apa-apa. Hal ini disebabkan pramana adalah rahsa zat, dan pramana mendapat hidup dari Nur Muhammad yang dijadikan sebagai perantaranya hayyu.

Demikian penjelasan saya Martabat Wahadiyah, semoga dapat memeberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.

Konsep Martabat Tujuh Tentang Manusia dan Tuhannya

Konsep Martabat Tujuh Tentang Manusia dan Tuhannya

Martabat Tujuh adalah hubungan antara manusia dan Tuhannya yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta dan kemusnahannya. Masyarakat kejawen dan kaum sufi islam menganut suatu paham atau konsep yang disebut martabat tujuh.

Konsep martabat tujuh ini berhubungan erat dengan paham tanazzul dan tajalli. Konsep martabat tujuh merupakan tingkatan-tingkatan perwujudan melalui tujuh martabat, yaitu:

  • Ahadiyah
  • Wahdah
  • Wahidiyah
  • Alam Arwah
  • Alam Mitsal
  • Alam Ajsam
  • Alam Insan

Para cendekiawan martabat tujuh di Jawa mengenal ungkapan “lha dudu iku iya iki, sejatine iku iya” (bukan itu iya ini, sesungguhnya memang iya), yang artinya bahwa hakikat ini dan itu adalah sama, itu-itu juga.

Ungkapan ini, menurut Haji Hasan Musthafa, seorang ulama dan pujangga Islam yang banyak menulis masalah agama dan tasawuf dalam bentuk guritan (pusisi yang berirama dalam bahasa Sunda).

Beliau menyebutkan “aing da itu, disebut itu da aing (apabila dikatakan aku kenyataannya itu, dan apabila dikatakan itu kenyataannya aku). Atas dasar pemahaman terhadap ungkapan-ungkapan inilah, banyak tokoh yang mengidentikkan ajaran martabat tujuh dengan wahdah al-wujud (manunggaling kawula Gusti).

Konsep ajaran martabat tujuh mengenai penciptaan alam manusia melalui tajjali Tuhan sebanyak tujuh tingkatan jelas tidak bersumber dari al-Qur’an. Sebab, dalam Islam, tidak dikenal konsep ber-tajjali. Islam mengajarkan tentang proses Tuhan dalam penciptaan makhluk-Nya dengan Alijad Minaj Adam, berasal dari tidak ada menjadi ada.

Sejarah Munculnya Konsep Martabat Tujuh

Konsep martabat tujuh di Jawa dimulai sesudah keruntuhan Majapahit dan digantikan dengan Kerajaan Demak Bintara yang menguasai Pulau Jawa. Pada awal perkembangannya, ajaran martabat tujuh di Jawa berasal dari konsep martabat tujuh yang berkembang di Tanah Aceh-terutama yang dikembangkan oleh para ahli sufi yaitu Hamzah Fansuri, Syamsudin Pasai, dan Abdul Rauf.

Ajaran Syatariyah

Ajaran Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf tampak besar pengaruhnya dalam perkembangan kepustakaan Islam kejawen. Pengaruh Abdul Rauf berkembang melalui penyebaran ajaran tarekat Syatariyah yang disebarkan oleh Abdul Muhyi (murid Abdul Rauf) di Tanah Priangan. Ajaran tarekat Syatariyah segera menyebar ke Cirebon dan Tegal. Dari Tegal, muncul gubahan Serat Tuhfah dalam bahasa Jawa dengan sekar macapat yang ditulis sekitar tahun 1680.

Sampai saat ini sejarah menyimpulkan, dengan cara menggali informasi pada masa lalu. Ajaran martabat tujuh pertama kali dikemukakan oleh Ibnu Fadhilah, seorang sufi dari India. Ajaran ini dipengaruhi oleh Ibnu ‘Arabi yang diadopsi oleh para sufi di Tanah Jawa, salah satunya oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita. Menurut ajaran martabat tujuh, Tuhan menampakkan diri dalam tujuh tingkatan atau martabat, sebagaimana telah disebutkan di atas.

Tingkatan Martabat Tujuh

Seperti yang saya utarakan diatas, berikut ini tingkatan-tingkatan dari martabat tujuh:

Martabat Ahadiyah

Martabat pertama adalah martabat Ahadiyah yang diungkapkan sebagai Martabat Lata’ayyun atau al-Ama (tingkatan yang tidak diketahui).

Martabat Ahadiyah merupakan martabat tertinggi ketuhanan yang digambarkan sebagai Zat yang tidak bisa disebut dengan nama apa pun. Inilah Tuhan sejati bagi semua manusia yang tidak memandang bangsa dan agama. Lebih Lengkap Tentang Martabat Ahadiyah Silahkan klik Disini <<<

Martabat Wahidiyah

Martabat kedua adalah Wahidiyah atau al-Wahdah, yaitu al-Ta’ayyun Awal. Tingkat perbedaan pertama atau awal ada dalam tingkatan ini. Artinya, pada tingkatan ini mulai terlihat adanya batas perbedaan. Meskipun ada tingkat perbedaan awal, namun Zat-Nya masih dalam keadaan universal yang menyatu dalam alam ketuhanan-Nya, yang disebut ai-Marta bah lIahiyyah. Lebih Lengkap Tentang Martabat Wahidiyah Silahkan klik Disini <<<

Martabat Wahadiyah

Martabat ketiga di dalam martabat tujuh adalah Wahadiyah atau yang biasa diungkapkan dengan kata-kata A’yan Thabitah (realitas-realitas terpendam), hakikat Adam, Ma’iumat lIahiyah (ketentuan yang bersifat ketuhanan), alTa’ayyun al-Thani (tingkatan perbedaan kedua), al- Ta’ayyunat al-Kuliyyah (realitas-realitas yang universal).

Pada tingkatan ini, Zat-Nya ber-tajjali lewat nama-namaNya yang dikenal dengan Asma’ul Husna, di mana Tuhan mulai muncul dalam al-A’yan Thabitah atau realitas-realitas terpendam yang sudah tidak mengandung kejamakan. Di sini, segala sesuatu yang terpendam sudah dibedakan dengan tegas dan terperinci, meskipun Zat-Nya belum muncul dalam wujud kenyataan. Allah dalam alam Wahadiyah mulai memperkenalkan namanama-Nya.

Kalimat yang luhur ditandai dengan kalimat syahadat, yaitu kalimat pengetahuan tentang Diri -Nya, di mana pengertian kalimatnya dibagi dua. Kalimat pertama adalah pengetahuan tentang hakikat Allah yang mencipta jagat raya. Sedangkan, pengetahuan yang kedua yaitu tentang Muhammad. Lebih Lengkap Tentang Martabat Wahadiyah Silahkan klik Disini <<<

Alam Arwah

Martabat yang keempat adalah alam al-Arwah (alam ruh) yang hampa bagi manusia, yang juga dinamakan sebagai alam al-Malakut al-Adna (alam yang terdiri dari akal dan jiwa yang rendah), awwal al-Tanazzulat li’l-Dhat al-Mujarrad al-Basit (alam peninggalan terhadap kehampaan yang menengah). Hakiki alam arwah dimulai dengan wujud nurani yang disebut af’al, yang sifatnya kudrat kuasa. Zat Nur Muhammad yang agung mendahului nama dan penciptaan arwah. Nur Muhammad juga dinamakan rasa. Hakikatnya adalah Rasul Allah, yang sudah menyatu, tunggal. Lebih Lengkap Tentang Alam Arwah Silahkan klik Disini <<<

Alam Mitsal

Martabat kelima dari martabat tujuh adalah Alam Mitsal adalah alam perencanaan tentang perkembangan manusia, di mana tiap diri insan ada di dalam ilmu Allah. Alam ini adalah alam ide dan merupakan perbatasan antara alam Arwah dan alam Jisim. Dan, alam Mitsal adalah sebagai awal wujud fisik manusia serta makhluk lainnya. Lebih Lengkap Tentang Alam Mitsal Silahkan klik Disini <<<

Alam Ajsam

Martabat keenam adalah Alam Ajsam atau alam jasmani. Alam ini juga disebut sebagai bagian dari al-Tanazzulat li’l- Dhat (peninggalan bagi zat). Wujud alam Ajsam berbentuk segi empat yang dihuni oleh jasmani dalam bentuk halus. Alam ini teramat luas, sehingga tidak diketahui di mana
batas-batasnya, yang mengetahui luas serta batas-batasnya hanyalah Allah Yang Maha Mengetahui. Meski wujudnya dalam keadaan gaib, tetapi alam ini sudah menampakkan bentuk lahir yang ketiga, yaitu wujud yang sudah dapat dilihat dengan Mata Batin. Lebih Lengkap Tentang Alam Ajsam Silahkan klik Disini <<<

Alam Insan Kamil

Martabat ketujuh adalah Alam Insan Kamil, yakni alam manusia dalam kesempurnaannya. Alam ini disebut juga sebagai Akhir al-Tanazzulat (akhir peninggalan). Di dalam alam ini, Insan Kamil adalah wakil Allah di bumi untuk mengelola alam beserta segala isinya. la juga bergelar sebagai khalifah di bumi. Lebih Lengkap Tentang Alam Insan Kamil Silahkan klik Disini <<<

Demikianlah konsep ajaran martabat tujuh. Dengan memahami konsep martabat tujuh ini, kita menjadi tahu bagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhannya dalam konsep kaum sufi dan kejawen. Semoga Bermanfaat. Wassalamualaikum Wr Wb

Apa Itu Pusaka Dalam Budaya Kejawen

Apa Itu Pusaka Dalam Budaya Kejawen

Apa Itu Pusaka ?, pusaka adalah benda berkekuatan magis sangat tinggi, cara untuk mendapatkan pusaka ini biasanya melalui penarikan dari alam gaib atau melakukan pengisian khodam tertentu. Oleh karena itu kekuatanya tidak diragukan lagi. Penggunaan pusaka tidak hanya dilakukan oleh orang pada zaman dahulu saja. Banyak diantara kita masih menggunakan benda pusaka untuk meningkatkan pamor atau kedudukan. (guru ilmu hikmah)

Kebanyakan Benda pusaka yang ada di Indonesia adalah berupa Keris, Kujang, Tombak, Cemeti, patung, Tusuk Konde, Lempengan emas, Wesi Kuning dan masih banyak yang lainnya. Jika Anda menjaga baik pusaka – pusaka Anda, maka Anda juga akan mendapatkan kebaikan pula dalam dunia ini.

Apa Itu Pusaka ? Apakah Sama dengan Jimat?

Pusaka hampir sama dengan jimat, perbedaannya adalah jimat melekat pada tubuh si pemilik. Sedangkan pusaka disimpan di rumah atau di suatu tempat khusus yang tidak selalu dibawa pergi oleh pemiliknya. Pusaka ada yang berisi setan dan ada juga yang berisi roh/arwah manusia yang telah meninggal dunia yang sangat dekat dengan Allah. Sehingga ia dianugerahi ilmu dan bisa terus mengamalkan ilmunya hingga hari kiamat datang.

Untuk membedakan pusaka yang baik dan pusaka yang buruk juga sangatlah sulit, bahkan orang pintar pun banyak yang keliru membedakannya sehingga terjerumus karenanya.

Ciri-ciri utama apakah itu pusaka yang baik atau buruk biasanya terlihat pada saat pusaka itu tidak pernah dirawat atau bahkan terkesan dibuang oleh pemiliknya. Pada pusaka yang buruk pasti akan mengganggu pemiliknya berupa gangguan yang kasar sampai halus, baik berupa penyakit maupun yang lain.

Namun, tidak demikian yang terjadi jika pusaka tersebut adalah pusaka yang baik, walaupun tidak pernah dirawat, ia tidak akan pernah mengganggu pemiliknya.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Jimat – Azimat atau Cekelan dalam Kejawen

Cara Merawat Pusaka

Untuk Perawatan pusaka tersebut sangatlah mudah. Setiap malam jumat berilah minyak misik pada tempat pusaka Anda, dengan begitu energinya akan semakin meningkat. Untuk Pencuciannya setiap malam suro lakukan pencucian menggunakan bunga setaman ( 7 Rupa).

Dan ingat, pusaka merupakan suatu benda magis. Namun jangan sampai Anda salah jalan dengan mengagung-agungkan pusaka tersebut.

Demikian penjelasan singkat saya tentang Apa Itu pusaka ? Semoga dapat memberikan Anda ilmu yang bermanfaat. Wassalam.

Mengenal Apa itu Santet Dalam Kejawen

Mengenal Apa itu Santet Dalam Kejawen

Ilmu Santet Adalah sebuah ilmu untuk menyakiti orang lain dengan menggunakan media jin atau sejenisnya. Ada juga yang mendefinisikan santet dengan setiap perbuatan yang dilakukan oleh diri sendiri atau atas bantuan orang lain untuk mengganggu, mencelakai orang yang dianggap musuh, bahkan membunuhnya dengan cara tidak terang-terangan. Secara umum, santet terbagi menjadi dua macam, yakni santet kasar dan santet halus.

Santet kasar misalnya dengan menggunakan racun atau ramuan tertentu yang dapat mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh bahkan kematian. Sedangkan, santet halus misalnya dengan menggunakan peranti gaib, seperti pusaka, jin/perewangan, gendam/hipnotis jarak jauh, dan sebagainya.

Intinya, menurut kejawen, santet adalah gangguan pada tubuh manusia yang dilakukan oleh setan atas perintah manusia yang lain, dikarenakan faktor dendam, iri, dengki, persaingan antarmanusia, dan lain-lain. Santet ini pun bentuknya sangat bervariatif yang kebanyakan juga dapat berupa penyakit fisik, dari yang kasar sampai yang sangat halus sehingga si korban tidak akan menyadari bahwa dirinya telah terkena santet bahkan hingga berpuluh-puluh tahun.

Jenis-jenis dan Cara Kerja Ilmu Santet

Santet memiliki jenis yang dibedakan dari cara mengirimnya, berikut ini beberapa jenis ilmu santet yang ada di Indonesia

Santet Analogi

Ilmu ini menggunakan kekuatan pikiran, disebut santet analogi. Yaitu, ketika memancarkan energi gaib, ia membayangkan sasaran benda dalam genggaman tangannya, apakah itu boneka yang ditusuk tusuk. Dengan begitu target akan merasa tertusuk layaknya bonekas santet tersebut

Santet Dematrialisasi

Santet ini menggunakan kemampuan merubah materi menjadi energi (dematrialisasi) lalu diarahkan pada sasaran. Cara kerja dematrialisasi ini hampir sama dengan tenaga dalam, namun bisa juga meminta bantuan dari mahluk halus/Jin. Pada santet tipe ini memakai jasa seorang kurir yaitu mahluk halus. Jika target sampai terkena ilmu ini, maka dia akan mutah darah, sakit perut, perut kembung dan masih banyak lainnya.

Santet Murni

Ilmu ini menggunakan bantuan roh-roh jahat. Dalam prakteknya, isu santet jauh lebih berbahaya dibanding santet itu sendiri. Para jin suruhan inilah yang langsung ditugaskan untuk “mengerjai” sang korban, Si Jin itu mengerjai bisa dengan berbagai cara, mengganduli (orang / korban itu seperti sedang menggendong sesuatu yang berat), memeluk, mencekik, menduduki, sehingga korban akan susah bernapas, pusing, badan terasa berat, susah tidur.

Baca Juga : Sedulur Papat Limo Pancer – Siapakah Kakang Kawah Adi Ari Ari

Ada juga nama lain dari santet. Mungkin anda pernah mendengar tentang Teluh, Tenung dan guna-guna. Ada sedikit perbedaannya dengan santet. Berikut ini perbedaanya:

Guna-guna

Guna-guna adalah salah satu cara melakukan penyerangan terhadap seseorang melalui perantaraan jin/setan secara jarak jauh. Salah satu jenis sihir ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih sering digunakan oleh dukun-dukun penganut ilmu hitam hingga sekarang. Guna-guna akan menyerang akal pikiran seseorang, sehingga dia akan menjadi hilang akal.

Teluh

Teluh adalah salah satu metode penyerangan yang dilakukan secara jarak jauh yang menggunakan sarana unsur yang bernyawa misalkan ular atau kalajengking. Cara kerja dari teluh tidak jauh beda dengan santet dan tenung. Yaitu, membangkitkan dan mengirim energi negatif melalui kekuatan batin dengan perantaraan jin/setan.

Seseorang yang menjadi target dari teluh akan menderita penyakit aneh. Dikatakan aneh karena ketika diperiksakan ke dokter (dianalisa secara ilmiah) tidak ditemukan penyakit apapun. Tapi, sakit tersebut selalu kambuh dan tambah menjadi-jadi.

Tenung

Merupakan ilmu kembangan dari Santet dan Teluh namun lebih mengerikan, ilmu ini bekerja melewati dalam tanah sehingga mampu membuat lantai rumah menonjol, pecah, dan retak retak.